Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Film & Musik > Music > Indonesia Music

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 16th March 2011
c3pot's Avatar
c3pot c3pot is offline
Member Aktif
 
Join Date: Mar 2011
Location: -PIC #57-
Posts: 186
Rep Power: 0
c3pot memiliki kawan yg banyakc3pot memiliki kawan yg banyakc3pot memiliki kawan yg banyak
Default THE UPSTAIRS - Ceriwis

THE UPSTAIRS



Jimi Multhazam (vocals)
Kubil Idris (guitar)
Beni Adhiantoro (drums)
Alfi Chaniago (bass & keyboards)
Dian Maryana (backing vocal)

Home-grown new wave rock group The Upstairs, have been doing just that - creating waves and in the process, proving that Indonesias underground music scene is alive and well.

The lead singer and driving force behind The Upstairs Jimi Multhazam is a charismatic cat. Hes been captivating audiences with his on-stage theatrics and electric energy, mimicking 70s punk rock legend Iggy Pop as he prances around the stage wearing white sunglasses and extra-tight black & white striped pants sporting a Mick Jagger hairdo.

Seeing the band kitted out in their chinos, spangly shirts and, pop art prints and white sneakers, you could hardly miss their retro credentials. Says Jimi, when the group was formed back in October 2001 we were heavily influenced by overseas bands like A Flock of Seagulls, Joy Division, and Depeche Mode, but we like to complement the synthesizers with heavy guitar lines.

The Upstairs beginnings were DIY in the truest sense. They produced and distributed their first EP, Antahberantah, in 2002 by themselves and simply through word of mouth and audiencde reaction it, sold like hot cakes. Known for their free form style of lyricism, eschewing rhyming, the band members include Kubil Idris (guitar), Beni (drums), Alfi Chaniago (bass & keyboard), Elta (keyboard & synths) and Dian (backing vocals). Looking at how the band came together, its clear that theyre not just a bunch of wannabes, copying big names acts like The Killers or Franz Ferdinand but genuine domestic pioneers with their own ideas. FYI, The Upstairs even had formed long before those two nu-wave international acts were born.

So why did they choose the new wave genre at a time when our local music chart is saturated with RnB and punk-rock? We did follow mainstream music at first and even played some rockabilly in our early days, Jimi explains. But we soon realized by the time we produced our album there would be thousands of bands out there doing the same thing Jimi goes on to explain that during their early experimental sessions he and Kubil, enjoyed fusing their music with synthesizers creating the weird sounds that would eventually lead to the bands current sound.

Jimi loves to imitate the James Brown shoe gazing move while wearing hilarious and outrageous outfits on stage. His tight ankle high jeans, striped shirt, scarf and white framed sunnies are the bands trademark. He says I was heavily inspired by the styles visible in the movie The Outsiders.

On Valentines Day in 2004 the band released their CD debut Matraman (also their second studio recording). At the launch party at the famous BBs Club Jakarta, 100 CDs sold out in just two hours. Their moment of glory finally came on the 19th September 2005 when they sealed a contract with Warner Music Indonesia and gave birth to their first major label album Energy with the lethal Disko Darurat (Emergency Disco) on its track list. Theres a certain symmetry to such a pioneering band supporting one of the men who made dance music what it is today. Thinking outside the box.

Taken from:
THE BEAT Magazine
[August 2006 edition]
www.beatmag.com


Terkait:
    Reply With Quote
      #2  
    Old 16th March 2011
    c3pot's Avatar
    c3pot c3pot is offline
    Member Aktif
     
    Join Date: Mar 2011
    Location: -PIC #57-
    Posts: 186
    Rep Power: 0
    c3pot memiliki kawan yg banyakc3pot memiliki kawan yg banyakc3pot memiliki kawan yg banyak
    Default

    Website The Upstairs :
    *http://theupstairs3.tumblr.com/

    Web-Fans The Upstairs :

    *http://twitter.com/theupstairs3
    *http://www.facebook.com/theupstairs
    *http://www.myspace.com/theupstairs1

    Quote:
    Originally Posted by Lirik Lagu The Upstairs
    apakah aku berada di mars atau mereka mengundang orang mars

    Ruang gemerlapan yang hingar bingar
    Namun berat kaki terhadap nada
    Tetapi lantai telah di hentakkan
    Pertunjukan tetaplah harus berjalan

    Berdentum nada seiring dada
    Apa terhidang di lidah ku hambar
    Tiada bahasa telah terdengar
    Mampu dipahami tertangkap oleh telinga

    Apa ku ada di mars
    Ataukah mereka mengundang
    Orang Mars

    Kehadiran ku kian menyiksa mata
    Menyita sinar pada tata cahaya
    Mereka berdansa sungguh seragam
    Tetabuhan purbakala telah dilistrikkan

    Apa ku ada di mars
    Ataukah mereka mengundang
    Orang Mars

    Apakah aku ada di Mars
    Atau mereka mengundang
    Orang Mars

    MATRAMAN

    Demi trotoar dan debu yang berterbangan
    Ku bersimpuh
    Demi celurit mistar dan batu terbang pelajar
    Ku ungkapkan
    Atas nama orang-orang
    Berdatangan ke utara
    Kau kan ku jelang

    Reff:
    Kan ku persembahkan sekuntum mawar
    Aku di matraman kau di kota kembang

    Demi jembatan layang meluncur ke pramuka
    Ku sandarkan
    Demi polisi di kantornya di seberang
    Pengetikan

    Orang-orang mulai lengang
    Perempuan malam berdatangan
    Dan ku bertahan

    DANSA AKHIR PEKAN

    Enam hari berseragam
    Rambutku telah mereka hancurkan
    Menyita ragam cerita
    Jelas sekali ku telah diredam

    Kuberdansa resah
    Diorbitkan rasa
    Ke hampa udara
    Tak terbersit hati
    Untuk berhenti

    Dipandang sebelah mata
    Aku bukan urutan terdepan
    Namun esok akhir pekan
    Waktunya tuk melepaskan beban

    Kuberdansa resah
    Diorbitkan rasa
    Ke hampa udara

    Tak terbersit hati
    Untuk berhenti

    Tak terbersit hati
    Untuk segera
    Berhenti

    LOMPAT

    Lantai..paling teratas..
    pagi menjelang sesudah hujan..
    perempuan yang rupawan lelap di pembaringan
    aku kenakan sepatu teringan
    aku tarik tali dan ku ikat kencang..
    berlari..ku menapaki anak tangga terakhir..

    aaaa..aaaa..
    lompat ku putuskan..

    perlahan..ku lepas landas..
    lantai teratas menuju jalan..
    menjerit sang rupawan aku lambaikan tangan
    ku cium gelagat kan di pisahkan
    taq sanggup diri ku kehilangan..
    indah..segala kemarin ingin aku kembali..

    SATELIT

    Kurasakan hadirmu tiada tertangkap mata
    Namun telah ku baca tulisanmu berwarna
    Apa yang di rasa semua kejadian tersirat
    Namun selisih kita di jalan mutlak

    Ku pasti berada di selatan kau singgah
    Beberapa menit kau beranjak ku tiba
    Kurasakan aroma parfummu sekejap
    Dan terdengar langkah-langkah mu berjalan
    Menghilang

    Dikaulah satelitku
    Tersembunyi dalam waktu
    Dikaulah satelitku
    Terlampau jauh ku tempuh
    Tuk membelai mu

    Andai kumiliki sebingkai gambarmu sekarang
    Lebih mudah ku rangkai semua tulisan
    Kan kujadikan buku manual berjalan
    Dan kulukiskan di setiap tempat kau pernah
    Singgah

    Dikaulah satelitku
    Tersembunyi dalam waktu
    Dikaulah satelitku
    Terlampau jauh ku tempuh
    Tuk membelai mu
    Reply With Quote
      #3  
    Old 16th March 2011
    c3pot's Avatar
    c3pot c3pot is offline
    Member Aktif
     
    Join Date: Mar 2011
    Location: -PIC #57-
    Posts: 186
    Rep Power: 0
    c3pot memiliki kawan yg banyakc3pot memiliki kawan yg banyakc3pot memiliki kawan yg banyak
    Default

    Lanjutan liriknya

    Quote:
    Originally Posted by Lanjutan Liriknya
    FRUSTASI

    Kami ingin nampak putih
    Kami ingin nampak putih
    Sepersekian detik di muka TV
    Dan kami frustrasi frustrasi

    Kami ingin rambut lurus
    Kami terjangkit phobia dandruff
    Semenjak saksikan pariwara TV
    Dan kini frustrasi frustrasi

    Kami ingin tambah ramping
    Dambakan fisik yang lebih cling
    Seperti standar cantik di televisi
    Hingga frustrasi frustrasi

    Bebaskan kami

    Kami frustrasi

    KAMI DATANG UNTUK MUSIK

    Kami datang untuk musik (musik)
    Dari penjuru dunia yang berbeda
    Dengan visi yang sama

    Kami datang untuk musik (musik)
    Kami generasi sekarang
    Membawa pembaharuan

    Kami datang aaa..
    Senang..tenang..tenang..
    Kami datang aaa...
    Tenang..tenang..tenang..

    Kami datang untuk musik (musik)
    Huru hara itu terbelakang
    Maaf kami terdepan

    Kami datang untuk musik (musik)
    Kami generasi sekarang
    Jelas kami berbeda

    Kami datang aaa..
    Senang..tenang..tenang..
    Kami sejalan aaa..
    Jelas..jelas..jelas..

    Kami datang aaa..

    Kami datang aaa..
    Senang..tenang..tenang..
    Kami sejalan aaa..
    Jelas..jelas..jelas..

    Kami datang untuk musik


    KU NOBATKAN JADI FANTASI

    Dia penyepak skroutumku
    Porak porandalah daya fikirku
    Perangkat kemajuan komunikasi
    Hempaskan ku pada kerumitan cara
    Sekedar bicara

    Seru di dada
    Ku nobatkan jadi fantasi
    Sematkan dengan sensasi
    Lagupun telah tergubahkan

    Abadi merekat siksa kepala
    Tiada hal mustahil tuk di pertaruhkan
    Kan ku rebut arah mata mu
    Dengan binar paras merdeka

    Berlututlah waktu
    Ku nobatkan jadi fantasi
    Sematkan dengan sensasi

    COSMIC G-SPOT

    Tiada Jarvis
    Tiada pop
    Tiada beat disko
    Semua tenang
    Hingga tanpa suara terdengar

    Mari mari mari mari lekas
    Bercinta
    Mari mari mari mari lekas
    Bercinta

    Tanpa televisi
    Non aktifkan cell
    Compact disc, digital video
    Di simpan
    Hingga suasana heningnya

    Mari mari mari mari lekas
    Bercinta
    Mari mari mari mari lekas
    Bercinta

    DIGITAL VIDEO FESTIFAL

    Kita di masa depan
    Dan sedang menuju Jakarta Barat
    Sebelum Fatahillah
    Ada baiknya berputar arah
    Tepat di Glodok Raya
    Terdapatlah pusat film negara
    Istana dongeng dunia
    Dari Hollywood hingga ke Iran
    Mari pesta

    Digital Video Festival

    Tak guna antrian panjang
    Apalagi hanya popcorn yang mahal
    Karena kita gembira
    Bermodal awal lima ribuan
    Kan ku ajak kau dara
    Menyaksikan tutur gambar di rumah
    Bertumpuk keping bajakan
    Masih sempatnya kita berwacana
    Menggila

    Digital Video Festival

    ENERGY

    Berangkat ke jantung selatan
    Dalam bis kota bersama
    Orang-orang lelah
    Bermata lima watt
    Otak di peraduan
    Namun ku pergi dengan energy
    Lampaui batas

    Berjalan beratus meter ke depan
    Dari perhentian terakhir malam
    Orang-orang penghuni jalan
    Bergentayangan
    Namun ku lewati
    Mereka dengan semangat
    Tiada tandingan

    Aku kan segera di sana
    Bukan untuk berdansa

    Suasana disana meriah
    Dengan DJ, musik berdansa
    Pengeras suara
    Kudapati bintangnya malam
    Di tepi mereka
    Lalu ku dekati seraya
    Mencuri minuman

    Aku kan segera di sana
    Bukan untuk berdansa

    DI ANTARA HALUAN

    Kita langgar norma
    agar kian bersama
    karna gelombangmaha dasyat
    antar kita

    sang ibu telah murka
    sumpah di ikrarkan
    ranjau di tiap jalan
    di tanamkan

    oh betapa senangnya
    ku diantara haluan
    oh betapa senangnya
    melanjutkan jalan

    apa kita genggam
    adalah bara yg menyala
    sorak sorai sahabar
    kita menang

    namun pagar tinggi panjang
    tertancap dan megakar
    dan telah kita amini sejak
    mulai bicara

    DEKIL, KELAM, DAN SURAM

    Terkejut bukan kepalang
    saksikan mu hadir
    di muka pintu
    Tak lagi ku jumpa kuncir dua
    yamg sempat menjadi
    nama tengah mu
    Tumpukan berita dan
    gempuran nada ubahy
    gontai langkah kecilmu
    Kau rajah dirimu
    dengan pencitraan
    yg membuat gigiku ngilu

    Kau menapaki jalan ku
    Dekil kelam dan suram
    Kau menapaki jejakku
    Bukan hal menyenangkan

    semua orang punya cara
    lakukan-lakukan
    kupilih bukan terang
    lakukan lakukan
    ciptakan masa silam
    lakukan lakukan
    untuk kelak di tuturkan

    PERCAKAPAN

    DIkau berkostum merah
    sumpah menawan
    kemarau putuskanku
    sedikit terbuka
    Dibahu jalan
    kita berbagi mie instant
    di terpa lampu jalan
    ciamik nian

    *Percakapan kian
    mengukis malam
    Terbenam kita dalam wacana

    KIta ankat tema
    tantang kesempata
    tekanan orang-orang
    membuat geram
    Juga semua mimpi
    setelah di rangkumkan
    atau masa depan
    yang kian mengelikan

    Berandai hujan turun
    menerpa gelap
    kan kulindungi kamu (kan kau lindungi aku)
    di lengan kanan
    Byangkan ku yang ada
    di billboard jalan
    tentu kita telah lelap
    di selimut tebal*

    Tak berminat mata
    di pejamkan
    Reply With Quote
    Reply


    Posting Rules
    You may not post new threads
    You may not post replies
    You may not post attachments
    You may not edit your posts

    BB code is On
    Smilies are On
    [IMG] code is On
    HTML code is Off


     


    All times are GMT +7. The time now is 05:34 AM.


    no new posts