
4th March 2011
|
 |
Ceriwis Lover
|
|
Join Date: Feb 2011
Posts: 1,120
Rep Power: 38
|
|
Orang Belanda Pelit Pujian

Quote:
KOMPAS.com � "Oh, ini sudah lama saya punya" atau "ini barang diskon, lho". Demikian jawaban klasik jika orang Belanda dipuji tentang pakaian yang dikenakannya. Orang Belanda dan pujian, kombinasi yang termasuk langka. Hari Saling Puji Nasional (1 Maret) harus mengubah hal itu.
Hans Poortvliet, Managing Director Hospitality Sales & Marketing Association International (HSMI), misalnya, menulis: Lebih mudah bagi orang Belanda untuk saling mengkritik daripada memberi pujian. Itu memang bukan watak orang Belanda. Itu terkait budaya kalvinis. Itu sebenarnya bukan masalah. Namun akan lebih bagus jika orang juga bisa menerima pujian. Kami agak kesulitan dengan itu.
Ajaran kalvinisme menganjurkan sikap hemat dan sederhana. Dan bagi orang Belanda, itu juga berlaku dalam urusan memberi pujian. Padahal, hidup akan menjadi lebih menyenangkan, jika kita lebih sering saling memuji, kata Hans Poortvliet.
"Orang sangat jarang mengatakan, 'Pelayanan Anda sangat memuaskan.' Dan jika orang mengatakan hal itu, tanggapan yang bersangkutan biasanya, 'Ah, itu kan memang tugas saya.' Dalam urusan puji-memuji, sikap orang Amerika bertolak belakang sepenuhnya dengan orang Belanda," kata Robert Chesal, wartawan Radio Nederland Wereldomroep, yang berasal dari Amerika.
"Anda baru dengar sesuatu jika Anda berbuat salah. Dan jika tidak dengar apa-apa, Anda pasti menjalankan tugas dengan baik. Tapi itu tidak dikatakan secara eksplisit; itulah budaya Belanda. Di Amerika lain lagi; di sana orang mudah sekali memberi pujian."
Robert Chesal kini sudah tinggal di Belanda selama hampir 25 tahun. Ia tidak pernah meragukan kemampuan dirinya, tetapi toh ia juga harus belajar menyesuaikan diri. "Karena kami memberi dan menerima begitu banyak pujian, orang Amerika cukup percaya diri. Saya merasa menjalankan tugas saya dengan baik, jadi saya tidak perlu dipuji. Sepanjang hidup saya, saya menerima pujian di Amerika. Di Belanda saya memang memerlukan waktu sebelum saya menyadari bahwa orang Belanda tidak memberi pujian."
"Manajer perusahaan Belanda sebaiknya lebih sering memuji pekerja mereka," kata Hans Poortvliet. Hal itu antara lain agar para pekerja tidak punya pikiran ingin pindah. Ini penting, jika nanti kehidupan ekonomi kembali berkembang dan karena akan makin banyaknya warga berusia lanjut, berarti tenaga pekerja akan semakin langka.
"Pekerja akan merasa senang jika tahu hasil kerja mereka dihargai. Alasan utama orang pindah kerja adalah akibat kurangnya penghargaan," demikian simpul Hans Poortvliet, yang juga bekerja sebagai manajer.
Akibat cara bangsa Belanda bergaul satu sama lain seperti itu, masyarakat seolah mengalami gangguan psikis kolektif. "Kita bisa bilang, seluruh masyarakat jadi ikut menderita akibat apa yang bisa kita sebut sebagai kekurangan narsistis," kata sosiolog terkemuka, Paul Schnabel, beberapa waktu lalu, dalam siaran radio BNR Nieuwsradio.
"Setiap orang membutuhkan adanya pengakuan. Namun, orang Belanda merasa tidak perlu memenuhi kebutuhan orang lain," demikian pendapat Paul Schnabel mengenai minimnya kebiasaan basa-basi di kalangan warga Belanda.
Sosiolog ini menganjurkan agar orang Belanda sebaiknya bersikap lebih santun dan lebih menghargai tata krama. "Itu semua kedengarannya seolah sama sekali tidak penting, tetapi dalam kehidupan sehari-hari justru sering ikut menentukan."
Hari Saling Puji
Dengan caranya sendiri, Hans Poortvliet berusaha agar orang Belanda menjadi agak lebih santun. Ia adalah salah seorang penggagas peringatan Hari Saling Puji Nasional. Tanggal 1 Maret ini merupakan hari peringatan ke-9 dengan moto "sediakan sedikit waktu untuk memuji" dan "hargai orang lain, maka Anda sendiri akan lebih dihargai".
Meneer Hans Poortvliet, sungguh gagasan yang baik!
|
SUMBER
|