
3rd March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Demokrat Bantah Provokasi SBY Soal Reshuffle
TEMPO/Kink Kusuma Rein
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Politisi Partai Demokrat membantah telah memprovokasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina partai itu untuk bersikap soal koalisi. Termasuk juga soal perombakan kabinet.
" Tidak ada kompor mengompori. Lagian Pak Yudhoyono bukan orang yang mudah diprovokasi. Beliau orang yang proporsional dan obyektif" kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa di Jakarta, Rabu 2 Maret 2011.
Penegasan itu dinyatakan Saan untuk membantah tudingan Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta. Anis Matta menilai elit Partai Demokrat telah memprovokasi secara berlebihan kepada Presiden Yudhoyono untuk melakukan "reshuffle" kabinet.
Saan Mustofa yang juga Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR juga membantah anggapan yang menyatakan pidato Presiden Yudhoyono Selasa (1/3) hanya untuk menenangkan Partai Demokrat yang terus mendesak Presiden melakukan "reshuffle" kabinet.
Menurut dia, pidato Presiden tidak hanya untuk menenangkan Partai Demokrat tetapi semua partai politik anggota koalisi."Kami semua menginginkan solusi yang terbaik agar kehidupan kami menjadi contoh yang baik bagi masyarat," kata Saan.
Anggota Komisi III DPR RI itu menyarankan tidak perlu mencari-cari kesalahan setelah beda pendapat dalam mendorong usulan hak angket mafia pajak.
Dalam kondisi seperti ini, kata dia, tidak perlu mencari kambing hitam siapa yang salah tetapi yang utama adalah bagaimana koalisi bisa lebih tertata lagi menjadi lebih baik.
"Bagaimana dinamika yang terjadi pada usulan hak angket pajak bisa diambil hikmahnya," kata Saan.
Ia minta semua pihak menghentikan polemik dan bersama-sama menunggu keputusan dari Presiden Yudhoyono.
Presiden Yudhoyono, kata dia, sudah paham dan mengetahui situasi yang terjadi, karena itu sebaiknya partai-partai politik anggota koalisi tidak terus berpolemik tetapi menunggu keputusannya untuk mencari solusi terbaik.
Menurut dia, daripada sibuk berdebat soal siapa yang bakal terkena "reshuffle" kabinet, lebih baik partai politik anggota koalisi mengevaluasi diri masing-masing.
"Apa pun keputusan dari Presiden Yudhoyono kami hormati dan dilaksanakan," katanya.
Sandy Indra Pratama | WDA | ANT
|
|