FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() wisatamelayu.com Kisah mengenai klenteng ini bermula sekitar 1860-an di kawasan sebelah utara Tugu Yogyakarta yang saat itu ditetapkan sebagai kawasan penduduk tionghoa (de Chinese Bevolking) oleh Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Kala itu, Sri Sultan HB VII memberikan tanah seluas 6.244 meter persegi kepada orang tionghoa yang kemudian digunakan untuk mendirikan Vihara atau Klenteng. Klenteng tertua yang terletak di utara Tugu Yogyakarta ini sudah ada sejak 1881. Mengenai keistimewaan, Klenteng Poncowinatan yang dikelola Yayasan Bhakti Loka ini memiliki satu hal yang mungkin tidak dimiliki klenteng-klenteng lainnya. Klenteng ini merupakan salah satu benda atau Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang dimiliki Kota Yogyakarta. Karena telah didaulat sebagai peninggalan sejarah dan purbakala, klenteng ini harus tetap dilindungi dan dilestarikan termasuk lingkungan sekitarnya. Klenteng ini juga menarik perhatian wisatawan, lantaran termasuk salah satu bangunan tua di Yogyakarta. Memasuki kawasan Klenteng Poncowinatan ini,Anda pasti akan menemukan ornamen-ornamen khas Cina. Selain tersedia tempat untuk berdoa, di klenteng ini juga terdapat beberapa kursi dan bantal duduk yang bisa digunakan untuk berdoa di lantai. Bila penasaran melihat sisi kuno Klenteng Poncowinatan, Anda bisa menuju Jalan Poncowinatan 16, depan Pasar Kranggan. Akses menuju klenteng bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Jika Anda ingin berkunjung, Klenteng Poncowinatan tidak memungut biaya dan bagi etnis tionghoa atau yang beragama Budha, Anda bisa sekaligus menjalani doa dan mengikuti sejumlah kegiatan keagamaan. (wisatamelayu/*/X-13) |
![]() |
|
|