Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Wakil Presiden Boediono. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak organisasi massa Islam menciptakan kehidupan umat bergama yang teduh, damai, dan penuh toleransi. "Kedepankan persamaan sebagai bangsa, daripada memperuncing perbedaan," ujarnya dalam peringatan Maulid Nabi di Istana Negara, Rabu (16/2).
Dia meminta masyarakat menghormati sesama yang berbeda keyakinan dan pemahaman. Sebagai bangsa yang mulia, katanya, warga Indoneisa haruslah meredam silang pendapat yang mengutamakan ego sendiri. "Mari bersatu padu bergandengan tangan. Negara besar ini tidak mungkin tumbuh kalau kita tidak rukun dan bersatu," ucapnya. "Kita harus menunjukkan Islam tumbuh dengan penuh toleransi, keteduhan, dan persaudaraan."
Jika ada pemahaman agama umat yang keliru dan menyimpang, maka ulama dan segenap masyarakat wajib membimbing dan meluruskannya.
Namun, kata Yudhoyono, jangan sampai kekerasan fisik antar umat muncul di dalam upaya pelurusan akidah itu. "Semuanya harus kita lakukan dengan damai dan bermartabat untuk mendapat solusi yang tepat. Fatwa ulama patut kita dengan dengan baik," tuturnya.
Kalau ada perbedaan yang tajam, Presiden menambahkan, harus ada dialog yang substantif. Ia mengajak kaum muslim mengembangkan cara yang arif dalam menjembatani perbedaan pemahaman keagamaan di kalangan umat.
BUNGA MANGGIASIH