
9th February 2011
|
 |
Ceriwis Lover
|
|
Join Date: Feb 2011
Posts: 1,120
Rep Power: 38
|
|
Pendaki Wanita di Puncak Gunung Ekuador

Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Tim wanita pendaki berusia di atas 40 tahun berhasil mendaki Gunung Cayambe (5.790 m) dan Gunung Cotopaxi (5.897 m) di Ekuador, Amerika Selatan, sebagai upaya penggalangan dana bagi para penderita Lupus di Tanah Air.
Tim pendaki wanita itu masing-masing: Ami Saragih (46, psikolog), Amalia Yunita (43, wiraswasta), Veronica (47, pegawai swasta), Diah Bisono (45 tahun, wiraswasta), Miranda Wiemar (43, akuntan), Tejasari (42, independent financial planner), Dwiastuti Soenardi (53 tahun, pegawai swasta), Heni Juhaeni (44, konsultan peralatan outdoor), Imas Emi Sufraeni (45, ibu rumah tangga), dan Myrnie Zachraini Tamin (47, akuntan).
Satu-satunya pria yang menjadi pendamping pendakian adalah Rahmat Rukmantara, sebagai pelatih tim. Tim ini melakukan misi sejak 16 Januari 2011 hingga 1 Februari 2011.
Di bawah bendera Equatorial Peaks for Lupus (E4L), tim pendaki ini sekaligus menyelesaikan misi '3 Puncak Ekuator', pendakian tiga puncak tertinggi di garis khatulistiwa yang memiliki salju abadi. Upaya pendakian ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Synergy WorldWide Indonesia.
Dua puncak ekuator lain yang pernah didaki kelompok ini adalah saat pendakian gunung di Kalapattar, Himalaya (2006); Kilimanjaro, Tanzania (2009)
Pencapaian pertama di Ekuador terjadi pada 25 Januari 2011, saat 10 pendaki ini melakukan pendakian selama 10 jam untuk menaklukan Gunung Cayambe. Dalam pendakian yang berlangsung sejak tengah malam hingga pukul 9.20 pagi waktu Ekuador atau pukul 21.20 WIB, akhirnya Veronica Moeliono (47) diikuti tiga pendaki yang tergabung dalam E4L berhasil mencapai puncak gunung.
"Saya terharu karena perjalanan pendakian ke puncak setinggi 1.000 meter ini dilakukan sejak jam 23.30 malam. Pendakian panjang yang sangat melelahkan, melalui gletser es terjal dan dinding es menjelang puncak," jelas Veronica.
Sedangkan Gunung Cotopaxi berhasil mereka taklukan pada 28 Januari 2011. Saat pendakian keadaan cuaca tidak bersahabat, suhu di bawah nol derajat dan hujan turun terus menerus, menjadikan medan es lebih tebal dan cair. Selain itu ada tantangan batas waktu pendakian yang mengharuskan para pendaki bergerak cepat.
"Beruntung misi pendakian kita kali ini mendapat dukungan sponsor perusahaan suplemen kesehatan. Mengonsumsi produk Pro Argi 9 Plus dari Synergy WorldWide, membuat kita selalu mendapat tambahan tenaga, yang akhirnya bisa membantu kita menyelesaikan misi pendakian," kata Koordinator Tim Ami Kadarharutami Saragih.
Pendapat Ami juga dibenarkan oleh anggota tim lainnya, Amalia Yunita. "Kami belum pernah mendaki dua gunung sekaligus dengan masa istirahat hanya dua hari saja. Namun dengan meminum Pro Argi 9 Plus, kami merasa penuh tenaga," katanya.
Sementara pelatih tim dan pendamping pendakian Rahmat Rukmantara mengakui sejumlah produk Synergy WorldWide sangat mendukung upaya tim pendaki mencapai puncak gunung. "Ketika hemoglobin para pedaki sudah menurun, dengan mengonsumsi produk Liquid Chlorophyl dan Spirulina, hemoglobin para pendaki kembali normal," jelasnya.
Gunung Cayambe adalah gunung tertinggi ketiga di Ecuador, Amerika Latin, dan merupakan gunung beratapkan salju abadi terakhir di garis khatulistiwa yang masih menyisakan hamparan padang dan puncak berselimut salju. Sedangkan Gunung Cotopaxi merupakan salah satu gunung dengan ketinggian ekstrem, yakni di atas 5.500 m yang ada di provinsi berbeda di Ekuador.
Gunung Cotopaxi adalah alternatif lain dari rencana semula tim ini akan menaklukkan Gunung Chimborazo (6300 m) dengan lima puncaknya yang diakui sebagai gunung berapi tertinggi di Ekuador. Perubahan rencana ini karena pada saat itu salju telah menghilang dari Gunung Chimborazo dan hanya menyisakan bebatuan dan bongkahan es saja.
"Kami tidak memiliki persiapan teknik memanjat gunung dengan kondisi seperti itu," jelas Vera.
Pendakian ini merupakan ekspedisi ketiga yang dilakukan 10 wanita pendaki berusia di atas 40 tahun untuk penggalangan dana ke Yayasan Lupus Indonesia (YLI). Kepedulian tim E4L ini pada lingkungan dan sesama didedikasikan untuk meningkatkan pengenalan terhadap penyakit Lupus.
"Semoga pencapaian ini bisa menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya untuk terus bergiat sekaligus menjadi media untuk mempublikasikan bahaya penyakit lupus," jelas Koordinator Tim oleh Ami Kadarharutami.
Dalam suatu survei terindikasi bahwa 9 dari 10 orang dengan Lupus (ODAPUS) adalah wanita dan terdeteksi lebih banyak menyerang pada masa produktif (usia 15-44). Jumlah penderitanya diyakini lebih besar dari yang berhasil terdeteksi, sementara pemahaman mengenai penyakit ini masih sangat minim.
"Ekspedisi E4L yang tahun ini didukung salah satunya oleh Synergy WorldWide Indonesia ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi wanita lain untuk dekat dengan lingkungan dan tetap beraktifitas atau berolahraga, tanpa perlu khawatir akan usia,� ujar Ami.
Synergy WorldWide Indonesia memberikan dukungan kepada tim pendakian dalam bentuk produk makanan, seperti ProArgi-9 Plus dan Mistica, serta beberapa jenis produk lainnya untuk membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina mereka.
Produk Pro Argi-9 Plus terbukti sangat mendukung upaya Jordan Romero menjadi pendaki termuda yang berhasil menaklukan enam puncak tertinggi dunia (Gunung. Kilimanjaro , Tanzania , Afrika, Juli 2006; Gunung. Kosciuszko, Australia, April 2007; Gunung Elbrus, Rusia, Eropa Juli 2007; Gunung Aconcagua, Argentina, Amerika Selatan, Desember 2007; Gunung Denali, Alaska, Amerika Utara, Juni 2008; Cartenz Pyramid, Indonesia, September 2009).
Jordan Romero, kelahiran 12 Juli 1996, yang pernah menjadi salah satu dari Friends of Synergy mengatakan, "Kami mengonsumsi ProArgi-9 Plus dan kami semua berjalan ke puncak," kata Jordan . "Kami menggunakannya setiap hari, pagi, dan malam. Kami yakin ProArgi-9 Plus merupakan faktor besar dalam upaya kita mencapai puncak."
|
sumber: http://internasional.kompas.com/read...Gunung.Ekuador
|