FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() TEMPO/Qaris Tadjuddin TEMPO Interaktif, Kairo - Geng-geng pendukung Presiden Husni Mubarak menyerang wartawan dan aktivis hak asasi manusia Kamis di Mesir saat penentang pemerintah mendorong pendukung Mubarak keluar dari alun-alun utama di Kairo di hari kedua bentrokan. Koordinator aksi meminta pengunjuk rasa untuk mengisi setiap titik alun-alun di ibu kota pada hari Jumat. Wakil presiden baru, yang dianggap sebagai penerus Mubarak, memicu sentimen anti-asing dengan berbicara di televisi negara dan menyalahkan orang luar atas kerusuhan itu. Pemerintah telah menuduh media bersimpati terhadap pengunjuk rasa yang ingin presiden berhenti saat ini daripada menjalani masa jabatannya, sesuai janjinya. Mubarak, 82, mengatakan kepada televisi ABC dalam sebuah wawancara bahwa ia sudah muak dan ingin mengundurkan diri. Namun dia mengatakan tidak bisa melakukannya karena takut negara akan tenggelam dalam kekacauan. Dia mengatakan sedih atas dua hari bentrokan di Tahrir Square. "Saya tidak ingin melihat orang Mesir berkelahi satu sama lain," ujarnya. Kekerasan yang telah terkonsentrasi di Tahrir menyebar ke sekitar kota berpenduduk 18 juta itu, dengan gelombang baru pembakaran dan penjarahan. Tentara, yang menjaga gedung-gedung pemerintah dan lembaga penting, tetap bersikap pasif sejak menggantikan polisi di jalanan hampir seminggu yang lalu. Beberapa polisi berseragam telah terlihat di sekitar kota pada waktu itu, dan pengunjuk rasa menuduh beberapa dari mereka telah menanggalkan seragam mereka dan bercampur dengan geng preman perampokan. "Bila ada demonstrasi sebesar ini, akan ada orang asing yang datang dan mengambil keuntungan dan mereka memiliki agenda untuk meningkatkan energi para demonstran," kata Wakil Presiden Omar Suleiman di televisi negara. Massa pro-pemerintah memukuli wartawan asing dengan tongkat dan tinju, Kamis. Komite untuk Melindungi Jurnalis mengatakan 24 wartawan telah ditahan dalam 24 jam, termasuk perwakilan dari The Washington Post dan The New York Times. Dua puluh satu wartawan diserang, termasuk dua dari Fox News. Satu wartawan Yunani ditikam di kaki dengan obeng, dan seorang fotografer dipukul di wajah, sementara peralatannya pecah. Jaringan Arab Al-Arabiya memohon tentara untuk melindungi kantor dan wartawannya, dan Al-Jazeera mengatakan empat korespondennya diserang. Editor asing BBC mengatakan pasukan keamanan telah menyita peralatan jaringan itu di hotel untuk menghentikannya penyiaran. Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengecam laporan tentang "serangan sistematis" pada wartawan dan Departemen Luar Negeri menggambarkannya sebagai "kampanye bersama untuk mengintimidasi." "Saya pikir kita harus jelas bahwa dunia mengawasi tindakan yang sedang berlangsung saat ini di Mesir," kata Gibbs. AP | EZ |
#2
|
||||
|
||||
![]() Repost silahkan di Closed, Salkam silahkan di Moderasi
Jangan Lupa Ndan...!!! ![]() Trit bermanfaat, ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]() Apa salah wartawan mereka hanya melakukan pekerjaan nya harus di tindak nih aparat terkait . . .
|
#4
|
||||
|
||||
![]() Quote:
terkadang wartawan terlalu berlebihan ![]() ![]() ![]() |
![]() |
|
|