27th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Jan 2011
Posts: 183
Rep Power: 0
|
|
Jaksa Bahasyim Diduga Disuap
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendy mengaku menerima informasi bahwa jaksa penuntut perkara Bahasyim Assifie menerima uang muka suap dari keluarga terdakwa Bahasyim. "Ada informasi tentang uang muka," kata Marwan di Kejaksaan Agung, Jakarta, kemarin.
Marwan menyatakan pihaknya sedang mengklarifikasi informasi tersebut. Namun dia enggan mengungkapkan pemberi informasi itu. "Kami harus menjaga kerahasiaan si pelapor," ujarnya.
Sebelumnya, Marwan mengatakan jaksa kasus Bahasyim tak profesional karena tiga kali menyatakan tak siap menyampaikan tuntutan terhadap Bahasyim di pengadilan. Jaksa baru membacakan tuntutannya pada 17 Januari lalu, padahal dakwaannya telah dibacakan pada 30 September tahun lalu.
Dalam tuntutannya, jaksa mengancam Bahasyim dengan hukuman 15 tahun penjara. Menurut jaksa, pemilik rekening jumbo itu terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang, selain melakukan pemerasan. Ia dianggap gagal menjelaskan asal-usul uang Rp 64 miliar dalam enam rekening milik istri dan kedua anaknya.
Marwan mengatakan jaksa penuntut umum perkara Bahasyim diduga sempat akan bertemu dengan keluarga terdakwa di Tebet, Jakarta Selatan. Pertemuan itu, kata Marwan, untuk negosiasi soal jumlah tuntutan bekas Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jakarta VII itu. "Ada pesan singkat masuk yang mengatakan ada rencana pertemuan di daerah Tebet, tetapi gagal," kata Marwan.
Ia juga mendapat informasi soal pertemuan lainnya antara jaksa berinisial F dan keluarga Bahasyim. Menurut Marwan, hal ini belum pasti. "Masih dicari siapa yang ketemu, terus apa maksudnya pertemuan-pertemuan itu," ujarnya. Marwan menegaskan, seorang jaksa yang sedang menangani perkara tidak boleh bertemu dengan pihak-pihak yang akan mengintervensi perkara itu.
Menurut Marwan, tak tertutup kemungkinan yang melakukan kontak dengan pihak keluarga Bahasyim bukan cuma penuntut umum, tapi juga pejabat di Kejaksaan. "Misalnya, ada Asisten Pidana Khusus di DKI, ada Kepala Kejaksaan Negeri, ada Kepala Sie Pidana Khusus Kejari (Kejaksaan Negeri). Di antara kans ini, sedang kami lacak siapa," kata dia.
Namun Bahasyim membantah adanya hubungan antara keluarganya dan tim jaksa penuntut umum. "Saya tidak tahu sama sekali, telepon juga tidak," ujarnya seusai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin lalu.
Bahasyim mengaku tak mengenal jaksa F, demikian pula keluarga Bahasyim. Dia merasa dirugikan oleh pemberitaan adanya hubungan telepon antara keluarganya dan jaksa. "Saya justru dirugikan, karena saya ingin semuanya cepat," tuturnya.
|
