|
|
| Post Reply |
| Tweet | Thread Tools |
|
#1
25th January 2011
|
||||
|
||||
Bea Cukai Sita Ribuan Botol Miras
 Ilustrasi: Miras hasil sitaan polisi
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya 4.551 botol minuman mengandung etil alkohol (MMEA) atau miras impor ilegal disita aparat Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Jakarta karena tidak dilekati pita cukai.
"Negara dirugikan dari sisi potensi bea masuk, cukai dan pajak yang ditaksir Rp 1,3 miliar. Namun, kami juga bisa menghindarkan kerugian immateril dengan meningkatnya minuman beralkohol di masyarakat yang tidak sesuai aturan sehingga dapat mengganggu norma-norma sosial," ungkap Tutung Budikarya, Kepala KPPBC Jakarta dalam siaran pers di kantornya, Jalan Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (25/1/2011). Tutung mengatakan, miras ilegal tersebut ditawarkan dalam karton terbalik agar label dan mereknya tidak terlihat oleh petugas. Beberapa tenaga penjual mengangkut barang haram itu ke sejumlah wilayah di Jabodetabek dengan mobil pribadi dan travel. Berdasarkan laporan intelijen hasil operasi pemantauan tempat hiburan selama satu bulan, diperoleh informasi pada 18 Januari 2011 ada mobil Suzuki APV yang mengangkut MMEA ilegal sedang melintas di tol Jagorawi arah Cibubur, Jakarta Timur. Setibanya di depan rumah makan di Cibubur, petugas melakukan penindakan dan pemeriksaan kendaraan. "Kami mendapati 33 botol miras tanpa pita cukai siap edar," ujar Tutung. Setelah dikembangkan lebih jauh bersama Tim Penindakan dan Penyelidikan Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta, diketahui MMEA ilegal yang disita di Cibubur itu berasal dari tiga rumah berimpitan di daerah Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan milik tersangka RDW. Tim kemudian bekerjasama dengan KPPBC TPM Tangerang untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap tiga rumah di sana. "Ternyata kami menemukan jumlah botol yang sangat banyak, yakni 4.551 botol MMEA ilegal eks-impor tak dilekati pita cukai. Kami juga menyita kendaraan jenis ELF dan Suzuki APV yang digunakan pelaku untuk operasional penjualan," ucap Tutung yang menyebut tersangka RDW sudah ditahan di Rutan Kantor Pusat Dirjen Bea Cukai, Jalan Ahmad Yani, Rawamangun, Jakarta Timur. Tersangka RDW diduga melakukan tindak pidana di bidang cukai dan terancam pasal 54 UU No 11 Tahun 1995 sebagaimana diubah dengan UU No 39 Tahun 2007. Dia bisa dikenakan sanksi pidana penjara minimal satu tahun dan maksimal lima tahun, dan atau denda minimal dua kali nilai cukai dan maksimal 10 kali nilai cukai. "Saat ini kami terus mengembangkan asal usul barang impor ilegal tersebut bagaimana bisa tersimpan di Serpong," kata Gatot H Sutejo, Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea Cukai Jakarta. |
|
#2
25th January 2011
|
||||
|
||||
|
PESAN TS 
Quote:
Spoiler for pesan:
  |
| Sponsored Links | |
| Space available | |
| Post Reply |
|
|
