
25th January 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: Sep 2010
Posts: 329
Rep Power: 288
|
|
���Sepsis Neonatorum: Diagnosis dan Penatalaksanaan���

Quote:
Sepsis neonatorum adalah infeksi yang masuk ke dalam tubuh secara langsung, yang dapat menimbulkan gejala klinis yang berat. Penyebab sepsis neonatorum adalah bakteri gram positif dan gram negatif, virus infeksi, dapat masuk secara hematogen, atau infeksi asenden. Waktu masuknya infeksi dapat berlangsung sebagai berikut.
1. Sebelum in partu. Potensi infeksi neonatus dalam keadaan:
a. Ketuban pecah dini akibat infeksi asenden.
b. Akibat melakukan amniotomi.
c. Infeksi ibu sebelum persalinan.
d. Prematuritas akan lebih rentan terhadap infeksi. e. Pertolongan persalinan yang tidak bersih situasinya.
2. Pada saat in part u sebagai akibat bayi dengan berat badan lahir rendah/prematuritas atau akibat alat resusitasi yang tidak steril.
3. Terdapat sumber infeksi (infeksi fokal).
4. Stomatitis, perlukaan badan.
5. Sumber infeksi kulit (furunkel).
Berdasarkan kejadiannya, infeksi sepsis neonatorum berlangsung dalam dua awitan berikut.
1. Awitan dini:
a. Gejala klinisnya tampak secara dini, yaitu sekitar/sejak sernula (rata-rata 48 jam pertama).
b. Infeksi berkaitan dengan sumber pada ibunya saat proses persalinan.
c. Kumannya: stafilokokus (E. coli, H. influenzae, Klebsiella, monilia).
2. Awitan lanjut:
a. Gejala klinisnya tampak setelah 7 hari, saat penderita telah pulang.
b. Sumber infeksinya: faktor lingkungan yang kotor dan infeksius, infeksi nosokomial di rumah sakit.
c. Penyebab infeksinya: S. aureus, stafilokokus grup beta, E. coli, monositogen.
d. Komplikasi berat: komplikasi susunan saraf pusat.
Diagnosis sepsis neonatorum sulit ditetapkan karena gejalanya tidak khas. Setiap perubahan keadaan fisik atau gambaran darah neonatus dianggap terjadi infeksi sepsis neonatorum. Diagnosis ditegakkan jika terdapat lebih dari satu kumpulan gejala berikut ini.
1. Gejala umum infeksi: tampak sakit, tidak man ruinum, suhu naik atau turun, sklerema/sklerederna.
2. Gejala gastrointestinal: terdapat diare, muntah, hepatomegali, splenomegali, atau perut kembung.
3. Gejala paru: sianosis,.apnea, atau takipnea.
4. Gejala kardiovaskular: terdapat takikardia, edema, atau dehidrasi.
5. Gejala neurologic: letargi (tampak seperti mayat), peka rangsang atau kejang.
6. Gejala hematologis-laboratorium: ikterus, perdarahan bawah kulit, leukopenia, dan leukosit kurang dari 5.000/mm3.
7. Pemeriksaan tambahan untuk memperkuat sepsis neonatorum adalah: KED meningkat, trombositopenia, granulasi toksis vakuolisasi sel atau granulasi toksis, vakuolisasi nukleus polimorf.
Diagnosis pastinya ditegakkan bila dijumpai bakteri, kuman dalam darah dan semua cairan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Penatalaksanaan untuk sepsis neonatorum ada tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Perawatan umum:
a. Tindakan aseptik dengan cuci Kama.
b. Pertahankan suhu tubuh sekitar 36,5-37� C.
c. Jalan napas harus bersih, artinya jangan sampai ada gangguan napas.
d. Cairan diberikan dengan infus.
e. Lakukan perawatan bayi dan tali pusat dengan baik.
2. Medikamentosa:
a. Beni antibiotik kombinasi.
b. Evaluasi hasilnya 3-5 hari, bila tidak berhasil, ganti antibiotik.
c. Uji sensitivitas kuman sehingga antibiotik diberikan de-ngan tepat.
d. Antibiotik diberikan perpanjangan selama 7 hari setelah perbaikan secara klinis.
3. Simtomatik: Pengobatan simtomatik diberikan dan sesuai dengan gejala klinisnya (obat penurun panas, obat antikejang). Transfusi darah sehingga Hb 11 g%.
Pemantauan terhadap perawatan pasien adalah sebagai berikut.
1. Perhatikan keadaan umum, tanda-tanda vitalnya.
2. Perhatikan keseimbangan nutrisi dan cairan.
3. Evaluasi gambaran darahnya.
4. Persiapan alat darurat.
Kriteria sembuh adalah keadaan umum membaik, gejala penyakit menghilang, dan diclukung pemeriksaan laboratorium.
Daftar Pustaka
Buku Ajar Patologi Obstetri Oleh dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, SpOG, dkk
|
Posted via Mobile Device
|