Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2010
blackvario's Avatar
blackvario blackvario is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Feb 2010
Location: Depok
Posts: 774
Rep Power: 19
blackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis banget
Post Kasus Suap BI Libatkan Pengusaha Indonesia

Berita yang dilansir The Age pada edisi Selasa (25/5) mengungkap dugaan suap sebesar 1,3 juta dolar AS dari perusahaan yang terafiliasi dengan bank sentral Australia kepada petinggi Bank indonesia.

The Age, menguraikan perusahaan yang terafiliasi dengan Reserve Bank Australia (RBA) atau Bank Sentral Australia telah menyuap petinggi Bank Indonesia berinisial S dan M untuk mendapatkan proyek pencetakan uang pecahan Rp100 ribu di Australia pada 1999. Suap juga diduga untuk memanipulasi tender sehingga perusahaan itu masih bisa menjadi rekanan pada proyek berikutnya.

Masih dalam tulisannya, The Age mengungkap itu berdasar fax rahasia yang dikirimkan oleh Radius Christanto kepada Securency International dan Note Printing Australia. Radius Christanto adalah seorang pengusaha yang mewakili perusahaan terafiliasi dengan bank sentral Australia di Indonesia.

Securency International adalah perusahaan yang 50% sahamnya dimiliki oleh bank sentral Australia dan bergerak di bidang pembuatan bahan untuk mata uang. The Age menyebut perusahaan ini menyuplai bahan itu ke hampir 30 negara. Note Printing adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh bank sentral Australia dan bertugas mencetak mata uang negara tersebut. Radius Christanto yang mewaili perusahaan bank sentral Australia di Indonesia selama 1999 sampai 2006, melalui fax, menjelaskan penyuapan itu dilakukan terkait pelaksanaan proyek pencetakan mata uang Indonesia pecahan Rp100 ribu.

Pada 1999, Indonesia mencetak 500 juta lembar mata uang pecahan Rp100 ribu di Australia. Nilai kontrak proyek itu mencapai 50 juta dolar AS.

The Age menyatakan Radius menerima 3,65 juta dolar AS sebagai komisi karena menjadi perantara untuk meloloskan perusahaan bank sentral Australia menjadi rekanan pencetakan mata uang Indonesia. Faksimile yang dikirim Radius kepada Securency International dan Note Printing Australia pada 1 Juli 1999 itu berisi rencana pemberian suap kepada pejabat Bank Indonesia.

The Age tidak bisa memastikan jumlah uang yang sudah dialirkan. Namun, media massa itu menyatakan antara lain ada kolusi antara petinggi Bank Indonesia, Raduis, dan eksekutif bank sentral Australia untuk menggelembungkan proyek pencetakan mata uang Indonesia sebesar 20 persen yang kemudian dikurangi menjadi 10 persen.

sumber: Liputan6.com

Yang namanya tender, mana ada sih yang jujur. Pokoknya sekarang sih usut aja dan tangkap orang-orang yang dianggap terlibat merugikan negara. Tapi adakah upaya hukum yang bisa dan akan dilakukan pemerintah Indonesia terhadap Bank sentral Australia, Securency International dan Note Printing Australia ?


Last edited by blackvario; 27th May 2010 at 07:37 AM.
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 11:02 PM.


no new posts