JAKARTA--MICOM: Rata-rata angka bunuh diri di Indonesia dilaporkan mencapai 1,6-1,8 per 100 ribu penduduk. Angka tersebut berdasarkan perkiraan lembaga kesehatan dunia, WHO pada 2001.
Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes Irmansyah, Jumat (14/1) di Jakarta, memaparkan, jika laporan tersebut valid, artinya di Jakarta saja, paling tidak terdapat rata-rata insididen bunuh diri sebanyak 160 kasus per tahun atau sekitar 10 kejadian bunuh diri per bulan.
Rata-rata bunuh diri di Indonesia memang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kejadian bunuh diri di dunia yang mencapai 10 per 100 ribu penduduk.
Namun Irmanyah yakin bahwa kejadian bunuh diri di Indonesia pada saat ini pasti juah lebih banyak lagi. �€�Hampir tiap hari di media massa kita melihat kasus bunuh diri diberitakan,�€� katanya sembari menunjukan indikator peningkatan rata-rata kejadian bunuh diri.
Terlebih lagi, sambungnya, kajian terakhir WHO tersebut hanya berdasarkan perkiraan kematian dari data yang ada di kepolisian. Sulitnya mencari data rata-rata bunuh diri di Indonesia lantaran, masalah bunuh diri di negara ini hanya dianggap sebagia masalah kriminal. Padahal, di negara lain, bunuh diri sudah dijadikan sebagai ukuran masalah kesehatan jiwa, dijadikan sebagai indikator kesehatan negara dan selalu tercatat dalam registrasi kematian.
Sumber:
Media Indonesia
Lebih jauh dirinya menyatakan, disejumlah wilayah seperti kawasan Gunung Kidul, Jawa Tengah, perlu diwaspadai lantaran tingkat bunuh dirinya paling tinggi di Indonesia. Rata-rata bunuh diri (suicide rate) di wilayah tersebut mencapai 4,48 per 100 ribu penduduk. Dengan populasi penduduk sekitar 720.465 (2006), rata-rata terdapat 32,4 kejadian bunuh diri per tahun di Gunung Kidul.
�€�Saking seringya terdapat kejadian bunuh diri, berbeda dengan sikap di daerah lain, bunuh diri sudah dianggap sebagai kejadian biasa di daerah tersebut,�€� papar Irmansyah. (Tlc/OL-8)