FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Kondisi Barang : Baru
Harga : Lokasi Seller : DKI Jakarta Description : ![]() Buku ini berisi semacam catatan harian dari sang penulis tentang apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan dalam kesehariannya, baik ketika di rumah, di dalam perjalanan, di kantor, di restoran, di pengajian, serta di berbagai tempat lainnya. Pengalaman tersebut penulis ceritakan kembali ke dalam tulisan sederhana dan singkat namun dengan pembelajaran hidup di dalamnya. Buku ini terbagi dalam beberapa bagian. Namun pembagian tersebut hanya terlihat pada bagian daftar isi, sedangkan dalam isi keseluruhan, pembagian tersebut tidak terlihat. Jejak Cinta Apa yang sebaiknya dilakukan, jatuh cinta atau membangkitkan cinta? Apakah cinta harus dipelihara dalam sebuah rumah tangga atau komitmen saat menikah yang harus dipegang kukuh dengan selalu memberikan enam kuntum bunga untuk pasangan hidup? Sedang bagi yang belum menemukan cinta sejatinya (kembali), mungkin sebagian apa yang dilakukan oleh para pemancing dapat ditiru. Jejak Bahagia Bahagia adalah hak setiap orang. Jika ingin bahagia, jangan ditunda. Bahagia bisa dirasa kapan dan di mana saja. Ketika masalah datang menyelimuti diri dan duka memeluk jiwa, nikmatilah yang terjadi sambil mengais hikmah di dalamnya, karena bagaimanapun juga, "Trouble Is A Friend" yang akan memberi pelajaran hidup dan mendidik diri untuk selalu bersyukur. Dan di situlah letak bahagia. Jejak Kata Kata-kata yang keluar dari mulut tak hanya sekedar keluar saja. Kata-kata tersebut bsa menjadi penyubur semangat atau justru sebaliknya. Kata-kata bisa menghibur, namun bisa juga melukai hati. Jadikanlah kata-kata seindah pelangi. Pilihlah kata agar tiada hari yang terluka, karena terkadang, apa yang diucapkan tidak selalu diinginkan. Ada masanya pula untuk berkata pada saat diperlukan, bukan karena kemauan semata. Jejak Mata dan Telinga Apa yang dilihat dan didengar mengisyaratkan sebuah optimisme hidup dan tidak berputus asa terhadap rahmat Allah, seperti yang diperlihatkan oleh pemulung dengan gerobak bertuliskan kata "Optimis" di antara lalu-lalang mobil-mobil borjuis, oleh penjual papan penggilasan yang menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki sementara mesin cuci marak di pasaran. Apa yang dilihat dan didengar mengisyaratkan untuk bersyukur atas apa yang ada, karena mungkin masih banyak orang yang tidak seberuntung diri ini. Jika tidak bisa bersyukur, mungkin diri lebih buruk daripada pengemis. Para pengemis itu akan mengucapkan terima kasih setelah diberi apa yang mereka minta, sedang diri malah menjadi kufur. Apa yang dilihat dan didengar juga menyisipkan pembelajaran bahwa apa yang tak kasat mata bukan berarti tidak ada. Melengkapi jejak-jejak yang ada, di dalam buku ini juga menceritakan jejak-jejak penulis bersama keluarga, buah hati, dan para sahabat. Sementara di bagian akhir buku terdapat tiga buah cerpen. ********** Penulis : Rifki Ukuran : 14 x 21 cm Kertas : HVS 70 Cover : Soft Cover Halaman : x + 191 ISBN : 978-979-762-103-2 Harga : Rp. 33.000,- (belum termasuk ongkos kirim. Untuk ongkos kirim melalui JNE bisa dilihat JNE - Express Across Nations) Pembayaran bisa dilakukan melalui Rekening : Bank Syariah Mandiri Palmerah Nomor Rekening : 0867015674 a.n. Rifki Bank Mandiri BKPM Nomor Rekening : 0700005845537 a.n. Rifki Untuk konfirmasi bisa melalui : email : [email protected] HP : 085814661514 Review Buku Rifki tak hanya menandai jalan-jalan yang dilaluinya dengan tapak kaki semata, tetapi juga dengan coretan-coretan yang berisi renungan, pemikiran, dan puisi. Jejak-jejak kakinya memang berserak di sana-sini, namun pemaknaan atas fragmen-fragmen kehidupan yang dijalaninya tersusun dengan rapi dan indah. Saya menyukai buku lelaki betawi ini, bab demi babnya, judul demi judulnya. Ada lima-puluh-enam judul yang ditulisnya untuk delapan bab yang dibuatnya. Isinya tentu saja sesederhana dan serumit kehidupan kita, namun Rifki menghiasinya dengan argumen-argumen kesadaran yang positif. Saya katakan, Rifki mengajak kita melalui tulisan-tulisannya yang barfaidah ini �dan dengan judul-judulnya yang baik- untuk membangun kesadaran dan bertindak bijaksana, untuk belajar dan peduli. Hendra Wibawa Mengambil hikmah dari sebuah peristiwa atau kejadian yang biasa dialami sehari-hari adalah juga sebuah anugrah dari Allah yang semestinya bisa dibagikan pada sesama. tidak semua orang bisa mengambil pelajaran atau bisa mengambil sisi positif dari sebuah kegiatan yang mungkin dianggap sia-sia untuk orang lain. Banyak pemikiran yang penulis ungkapkan di lembaran-lembaran bukunya yang lumayan nyentil perasaan saya seperti pada halaman *ingin bahagia? jangan ditunda* , gerobak optimis diantara mobil2 borjuis, pikir2 singkir, jejak-jejak di hati, dll... satu hal yang saya tarik dari buku ini adalah, barangkali penulis ingin mengajak kita menekan tombol pause untuk berhenti sejenak saja dari kehiruk pikukan kehidupan kita, untuk merenungi hidup, apa yang sudah kita lakukan, apa yang sedang kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan selanjutnya, supaya kita lebih awas dalam melangkah, lebih memperhatikan sekitar supaya bisa lebih bersyukur dalam hidup..dan banyak lagi pelajaran yang bakal kita temukan di setiap halamannya. Windi Wirdianty Buku yang bukan hanya enak untuk dibaca, tetapi juga bisa terbawa hanyut oleh perjalanan hati sang penulis. Mas Rifky memang tak sekedar menggoreskan tentang kejadian-kejadian yang mampir dalam hidupnya, tetapi juga menghadirkan nasehat-nasehat naratif dengan gaya bertutur yang sederhana namun reflektif dan penuh bahan renungan yang keluar dari bahasa hati. Jika kemudian saya menyukai buku ini, itu karena mas Rifky tak hanya jeli dan apik mengurai berbagai jejak yang berserakan dalam hidupnya, tetapi juga karena beliau menggunakan kalimat-kalimat yang ringan namun tepat sasaran. Sehingga buat saya pribadi, bisa memetik ibrah dari tiap cerita yang dituturkannya. Mulai dari jejak cinta, jejak bahagia, jejak kata, jejak mata dan telinga, jejak keluarga, jejak buah hati, jejak sahabat, hingga kemudian ditutup dengan jejak cerita. Untuk sampai pada tulisan yang bisa sampai ke hati, biasanya mesti ditulis juga dengan hati. Mungkin demikian yang dilakukan oleh mas Rifky sehingga pesan-pesan positif dari pemikiran positifnya bisa sampai dan mudah diterima. Saya terkesan dengan bab-babnya yang rapi, dengan sekumpulan cerita yang bertema sama sehingga memudahkan untuk mengetahui moment-moment yang pernah dilaluinya. Emosi, berupa sedih dan bahagia, yang menurut saya sebetulnya mendalam, namun terlihat tak berlebihan karena dibingkai oleh kebesaran jiwa. Pesan-pesan religious, serta kisah pilihan yang beliau kutipkan, mengokohkan hikmah yang muncul. Serangkaian kata berupa puisi, menjadikan indah kata untuk dibaca. Katerina Lihat Selengkapnya... |
![]() |
|
|