FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Penyakit hepatitis C yang menyerang fungsi hati merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia yang amat serius. Infeksi virus Hepatitis C (VHC) telah menjadi suatu pandemi atau wadah global. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), orang yang terkena VHC lebih banyak daripada yang terinfeksi virus HIV.
Sepatutunya semua orang mengatur pola hidup sehat. Namun, dari sisi pengobatan, dunia farmasi terus menerus berupaya memberikan solusi terbaik mengatasi infeksi VHC. Perkembangan terbaru dalam penatalaksanaan Hepatitis C adalah dengan diperkenalkannya solusi terpadu Hepatitis C yang meliputi tes diagnosa menggunakan Cobas Amplicor VHC Test, V 2.0 Rochee yang berbasis teknologi Polymerase Chain Replication, yang digunakan untuk mengidentifikasi virus hepatitis dan dilanjutkan dengan pengobatan mempergunakan Pegylated interferon alfa-2a (40KD) produksi Roche. Pegasys adalah satu-satunya pegylated interferon yang disetujui untuk dapat digunakan sampai 72 minggu pada pasien yang pernah menjalani terapi Pegylated interferon sebelumnya. Roche mengumumkan, Komisi Eropa telah menyetujui kombinasi Pegasys (peginterferon alfa-2a [40 KD] dan Copegus (ribavirin) untuk mengobati kembali pasien hepatitis C yang sebelumnya tidak berhasil dalam pengobatan menggunakan interferon alfa (pegylated atau non-pegylated), baik yang digunakan tanpa atau secara kombinasi dengan ribavirin. Walaupun banyak kemajuan yang menggembirakan dalam perkembangan terapi hepatitis C beberapa tahun terakhir, masih terdapat sejumlah pasien yang masih belum mencapai keberhasilan terapi (sustained virological resonse (SVR) - respons virologi menetap, setara dengan sembuh1) pada terapi sebelumnya. Hal itu mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah pasien yang segera membutuhkan solusi alternatif pengobatan. Persetujuan yang dikeluarkan Komisi Eropa tersebut memperluas indikasi untuk Pegasys dan membangun standar baru dalam pengobatan pasien yang pernah menjalani terapi sebelumnya dengan jenis virus yang paling sulit untuk diterapi. “Indikasi baru Pegasys ditambah Copegus adalah suatu bukti komitmen Roche dalam meningkatkan kesempatan sembuh sebanyak mungkin pasien hepatits C kronis,†kata William M. Burns, CEO, Divisi Farmasi Roche. Dia menuturkan, pendekatan yang dilakukan adalah dengan optimalisasi dan individualisasi terapi untuk meningkatakan kesempatan pasien untuk mencapai kesembuhan dengan menggunakan Pegasys dan Copegus. "Sementara saat ini Roche sendiri ataupun melalui kerjasama dengan pihak eksternal lainnya juga sedang mengembangkan kombinasi obat-obat baru dengan tetap menggunakan Pegasys dan Copegus sebagai regimen dasar.†imbuhnya Indikasi baru Pegasys bagi pasien yang pernah menjalani terapi sebelumnya, menggabungkan beberapa aspek Individualisasi Layanan Kesehatan/ Personalized Healthcare, yang merupakan fokus utama Roche dalam mengembangkan obat-obatan untuk dapat menangani penyakit dengan lebih baik: * Rekomendasi panjang durasi terapi menggunakan Pegasys berbeda bagi kelompok pasien satu dengan lainnya, tergantung pada jenis genotipe virus dan terapi yang mereka jalankan sebelumnya. Bagi pasien dengan genotipe virus 1 yang tidak memberikan respons pada terapi sebelumnya dengan menggunakan pegylated interferon dan ribavirin, disarankan untuk menjalani terapi ulang dengan menggunakan Pegasys dengan masa terapi yang diperpanjang menjadi 72 minggu. Untuk kelompok pasien yang pernah menjalani terapi tetapi dengan kondisi yang berbeda, rekomendasi durasi terapi adalah 48 minggu. Saat ini hanya Pegasys saja yang telah diakui sebagai satu-satunya pegylated interferon yang boleh digunakan untuk pengobatan selama 72 minggu. * Setelah menjalani terapi selama 12 minggu pasien direkomendasikan untuk memeriksakan kadar virus dalam tubuhnya untuk menentukan apakah pengobatan dengan durasi penuh akan memberikan keberhasilan. Secara garis besar dalam penelitian REPEAT (REtreatment with PEGASYS in pATients) yaitu sebuah studi yang didanai oleh Roche diungkap melakukan terapi ulang dengan menggunakan Pegasys plus Copegus selama 72 minggu dapat meningkatkan kesempatan untuk mencapai kesembuhan sampai dua kali lipat dibandingkan dengan terapi selama 48 minggu, pada pasien yang gagal terapi menggunakan Pegintron (peginterferon alfa-2b) dan ribavirin. Lebih jauh lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa 57% dari pasien yang memberikan respons pada minggu ke 12 (ditandai dengan tingkat HCV RNA di bawah 50 IU/mL) berhasil mencapai kesembuhan setelah menjalani terapi kembali selama 72 minggu. * Profil keamanan terapi menggunakan Pegasys plus Copegus pada pasien yang sebelumnya tidak merespons terhadap terapi sama dengan yang dapat dilihat pada pasien yang baru pertama kali menjalani terapi. Dalam analisa studi REPEAT lebih jauh lagi terhadap terapi 72 minggu menunjukkan suatu keuntungan/ rasio risiko yang positif terhadap durasi terapi yang lebih panjang, karena lebih banyak pasien yang mencapai kesembuhan dibandingkan dengan terapi 48 minggu. Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
Pesan TS
![]() Spoiler for pesan:
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
Semoga dgn terobosan baru ini bisa ngurangin penderita hepatitis C
|
![]() |
|
|