FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Sabtu, 8 Januari 2011, 08:29 WIB Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono prihatin atas maraknya aksi bunuh diri akhir-akhir ini. Menurut Agung 80-90 persen kasus itu sebenarnya dapat dicegah. "Sekitar 20 persen yang tidak dapat dicegah karena ada gangguan kejiwaan akut dan kuatnya keinginan bunuh diri," kata Agung Laksono dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com. Namun, Agung juga mengakui, dari yang jumlahnya sedikit itu pun tidak bisa dibiarkan begitu saja. Biasanya mereka yang nekat mengakhiri hidup bukan akibat ganguan jiwa. "Bunuh diri dapat dipicu karena seseorang mengalami depresi atau menderita psikotik," kata menteri yang juga alumnus fakultas kedokteran ini. Penderita terlihat sangat sedih yang kemudian menimbulkan niat melakukan bunuh diri. Sebagian kasus bunuh diri memang berlatar belakang masalah ekonomi, namun demikian banyak kasus terjadi disebabkan lemahnya daya tahan setiap individu mengatasi problem kehidupan. "Bahkan berita tentang kematian seorang anak mantan Presiden Iran akibat bunuh diri pekan ini, contoh jelas bukan semata disebabkan tekanan ekonomi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini. Sementara, Kementerian Kesehatan sudah memasang sambungan telepon langsung atau hotline yang khusus ditujukan untuk menampung berbagai keluhan warga. Dengan fasilitas ini, penelepon dapat leluasa menceritakan dan membagi segala permasalahannya kepada petugas tanpa harus khawatir identitasnya diketahui orang lain. Diharapkan, layanan ini dapat mengurangi angka bunuh diri. "Kami punya hotline 50454. Itu untuk menampung curhat orang," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di Kantor Presiden, Kamis, 6 Januari 2011 lalu. Beberapa waktu belakangan ini, Jakarta digemparkan rangkaian kasus bunuh diri. Yang terakhir, terjadi Selasa kemarin ketika Hendrik Cendana mengempaskan diri dari lantai tiga Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat. Tewas mengenaskan. Selang kurang dari 4 jam, di hari yang sama, Iwan (37 tahun) juga melompat dari Lantai 9, Hotel Boetiq Kamar 909, Jalan S Parman, Jakarta Barat. Usaha bunuh diri warga Jalan Mangga Besar XVIII ini tak berhasil. Sehari sebelumnya, Agus Wartono terjun dari lantai 6 Blok M Square. Diduga depresi setelah diserang stroke. Pada 28 Desember 2010, Gendra Aldysa terjun dari lantai 15 Apartemen Hamtons Park, Cilandak, Jakarta Selatan. Persoalannya sepele. Dia bunuh diri gara-gara tak diberi uang oleh orangtuanya untuk menonton final Piala AFF 2010. Pada 20 Desember 2010, giliran FX Plaza. Kuang Young meloncat dari lantai 3 dan tewas seketika. Lalu 30 November 2010. Seorang pria tewas bunuh diri setelah melompat dari lantai 4 Mal Ciputra. Di hari yang sama, insiden serupa terjadi di Gajah Mada Plaza. Pelakunya adalah Suhunan Sjahrir, 44 tahun. Dia meloncat dari lantai 7 dan tewas dengan kepala berantakan. Quote:
|
#2
|
||||
|
||||
![]() Spoiler for Contribution from:
Thread ini berguna untuk anda ? Melon mungkin menjadi wujud apresiasi. Thread ini berguna untuk orang lain ? Jangan lupa untuk merate ( ***** ) Thread ini repost / salkam ? Silahkan dihapus / dipindahkan. Ingin Ceriwis banyak dikunjungi ? Gunakan tag setiap membuat thread. |
#3
|
||||
|
||||
![]()
sepertinya salah judul nih ndan
90 % ...bukan 90 :d |
#4
|
||||
|
||||
![]() Iye nih, tapi dari sumbernya juga nggak make persen.
![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]() ![]() kalo nemu kesalahan spt ini tinggal di edit dulu ![]() cmiiw tetap semangat ya.. ![]() |
![]() |
|
|