
7th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Nov 2010
Posts: 201
Rep Power: 0
|
|
Material Vulkanik Merapi Belum Semuanya Turun
Kantor Kepolisian Sektor Cangkringan rusak akibat terjangan banjir lahar dingin Merapi di Kali (sungai) Opak, Sleman (4/1). TEMPO/Muh Syaifullah
TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA - Pakar geologi Universitas Gadjah Mada Dwikorita Karnawati meminta masyarakat terus waspada terhadap ancaman banjir lahar dingin. Soalnya, material vulkanik yang menggelundung membawa batu-batu raksasa itu barulah hasil erupsi sebelum-sebelumnya, bukan erupsi Merapi 2010.
�Dari hasil visual jarak 5 kilometer dari puncak, ternyata material erupsi 2010 masih menggantung di atas, masih utuh dan belum turun karena belum ada torehannya,� kata Dwikorita Karnawati ketika dihubungi Tempo, Kamis, (6/1).
Material batuan yang turun saat ini, kata Dwikorita baru material dari erupsi Merapi tahun 2006, bukan erupsi 2010. Pengamatan visual ini dilakukan pada hari Selasa, (4/1) di sebelah lereng Barat Muntilan-Magelang yang dialiri Kali Putih, Senowo, dan Pabelan. Ketiga sungai ini terus berpeluang akan dialiri banjir lahar dingin yang membawa endapan material vulkanik bebatuan raksasa.
Dwikorita menjelaskan dari 150 juta meter kubik yang dimuntahkan oleh Merapi beberapa waktu lalu, baru sedikit yang turun. �Karena lahar dingin baru turun jika ada hujan dan turunnya sedikit-sedikit, tidak langsung,� katanya. Meski begitu, dia sulit memprediksi berapa besaran meter kubik yang saat ini sudah turun.
Karena masih sedikitnya material vulkanik yang turun, maka dia memprediksi ancaman banjir lahar dingin masih akan terjadi beberapa tahun mendatang. Dwikorita mengingatkan lantaran material vulkanik erupsi Merapi 2010 belum sepenuhnya turun, maka masyarakat di sekitar aliran sungai berjarak 300-500 meter harus mewaspadai banjir lahar dingin ini. �Ancaman banjir lahar dingin masih akan terjadi beberapa tahun mendatang karena material vulkanik 2010 baru sedikit yang turun,� kata dia.
|