Amplop Sang Kyai
Seorang kyai kondang mendapat undangan untuk mengisi ceramah di suatu daerah. Singkat cerita, seperti biasa, pak kyai berangkat ke tempat tujuan dengan sopir pribadinya. Sesampainya di tempat pengajian, sang kyai disambut dengan hangat, begitu pula dengan si sopir -walau akhirnya disuruh duduk di belakang, padahal kalau di mobil duduknya di depan (hehehe, namanya aja sopir). Acara demi acara berlangsung sudah. Tibalah saatnya kyai untuk pamit. Seperti biasa pula, panitia sibuk "salaman amplop" dengan kyai. Tak ketinggalan sang sopir pun ikut kejatah, walau biasanya nilai nominalnya jauh di bawah kyai.
Sesampainya di rumah, dibukalah oleh kyai amplop yang tadi diberi panitia pengajian. Betapa terkejutnya beliau mengetahui isinya yang cuma lima puluh ribu rupiah. Ngggak salah nih?, gumam kyai, ini pasti ada yang keliru, lanjutnya. Maklumlah, biasanya kalau undangan keluar kota, jatah amplop bagi kyai paling tidak lima ratus ribu, sedangkan untuk sopir ya cukup lima puluh ribu.
Paginya, di halaman rumah si sopir sedang sibuk membersihkan mobilnya dengan wajah yang riang sambil bersiul girang. Begitu melihat kyai keluar, sopir pun langsung berucap :
"Pak kyai, kapan kita keluar kota lagi?"
"Nah, jelas sudah kesalahannya," gumam kyai.
|