FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Kalangan Islam banyak yang mengklaim bahwa Majapahit adalah negara Islam. Awalnya adalah melalui penerbitan buku "Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi" oleh Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta. Dan seperti modus operandi umum kalangan islam, pencarian kambing hitam dan takiyya pun dilakukan pada persoalan ini. Soal kambing hitam dan takiyya ini ga gw bahas. Males dan bosan. Langsung saja ke soal fakta2 yang membuat muslim indonesia mengklaim bahwa Majapahit adalah kerajaan Islam. (Maaf, ga semua kekonyolan saya bahas, selain males, setiap menemui takiyya2 muslim, badan saya jadi gemetar pingin nabok) 1. Mengenai ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata �La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah� BANTAHAN : Pada tahun 2009, Tim Evaluasi Neo Pusat Informasi Majapahit (Neo PIM) menemukan peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit di situs Trowulan yang salah satunya adalah ribuan mata uang kuno dari Tiongkok. Mata uang tersebut bertuliskan huruf Tiongkok, dan jumlahnya sekitar 60 ribu keping. Apakah ini menandakan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang beragama Konghucu, Taoisme, atau agama apapun yang berasal dari Tiongkok? Tentu tidak. Majapahit sendiri punya uang lokal yang disebut dengan Gobog. Uang tiongkok, uang bertuliskan kalimat islam, dsb....adalah fenomena yang tidak bisa dipungkiri, karena aktivitas dagang. LOGIKA : Majapahit adalah negara besar. Banyak pedagang dari seluruh dunia yang berbisnis di wilayah Majapahit. Tentu saja, akan banyak ditemukan uang2 asing di wilayah Majapahit. 2. Mengenai penemuan pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah hakim agama Islam kerajaan Majapahit. BANTAHAN : Pada nisan makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim atau Syeikh Maghribi atau Sunan Gresik, terdapat inskripsi yaitu surat al-Baqarah ayat 225 (ayat Kursi), surat Ali Imran ayat 185, surat al-Rahman ayat 26-27, dan surat al-Taubah ayat 21-22 serta tulisan dalam bahasa Arab yang artinya: Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan Menteri, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya(dalam terjemahan lain disebut: terkenal dengan Kakek Bantal-red). Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi�ul Awwal 822 Hijriah. Tidak ada dalam inskripsi tersebut yang menyatakan bahwa beliau adalah hakim agama Islam di kerajaan Majapahit. Terjemahan Sultan dan Menteri dalam inskripsi tersebut menurut Macchi Suhadi yang mengacu pada pendapat Usman bin Yatim bin Abdul Halim Nasir ditujukan untuk Sultan Samudera Pasai, karena menurutnya nisan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Pasai karena memiliki kemiripan dengan nisan makam sultan-sultan dari Samudera Pasai. Tjandrasasmita (1983:283) malah berpendapat bahwa kuat dugaan bahwa sultan dan menteri yang berduka dengan meninggalnya Maulana Malik Ibrahim itu berasal dari Gujarat dan Samudera pasai, yang mengirimkan jirat dan nisan beserta pertulisannya tersebut, sebagai tanda hormat kepadanya. LOGIKA : Kalau memang perkataan Sultan dan Menteri itu merujuk kepada Majapahit, mengapa di peninggalan Majapahit seperti di candi-candi, tidak menggunakan huruf Arab? Kalau memang, okelah Maulana Malik Ibrahim pernah menjabat sebagai mentri kerajaan, lalu apakah berarti Majapahit merupakan negara Islam ? Laksamana Cengho juga muslim, tapi Kekaisaran Tiongkok toh tidak/ bukan merupakan negara Islam. ![]() 3. Mengenai pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan. BANTAHAN : Raden Wijaya dipercaya merupakan anak dari Dyah Lembu Tal. Beberapa sumber memiliki redaksi yang berbeda tentang Dyah Lembu Tal, yaitu: a. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Lembu Tal atau Dyah Singamurti adalah putri dari Mahisa Campaka, putra Mahisa Wonga Teleng, putra Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari. Lembu Tal menikah dengan Rakeyan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkimpoian itu lahir Raden Wijaya. b. Menurut Negarakertagama, Dyah Lembu Tal adalah seorang laki-laki, anak dari Narasinghamurti. Keterangan dalam Negarakertagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan oleh Raden Wijaya sendiri pada tahun 1305 M. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan Singhasari. Jadi, keterangan tentang Raden Wijaya yang merupakan cucu dari Dharmasiksa sendiri masih perlu diteliti. Mungkin saja Raden Wijaya memang cucu Dharmasiksa seperti yang tercantum dalam Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara. Raden Wijaya dibawa pergi oleh Lembu Tal dari Sunda dan akhirnya menetap kembali di Singasari. Untuk meyakinkan legitimasinya di Majapahit, Raden Wijaya menggunakan silsilah yang ia buat dari garis keturunan Singasari. Sebagaimana raja-raja Mataram Islam yang menggunakan silsilah hingga ke Nabi Adam untuk memperkuat legitimasinya. Atau malah, Raden Wijaya sama sekali tidak memiliki darah Sunda? Ini merupakan kajian yang masih harus diteliti kebenarannya. Adapun Prabu Guru Dharmasiksa sendiri memang terkenal akan ajarannya yaitu Amanat Galunggung yang intinya merupakan amanat yang bersifat pegangan hidup, amanat tentang perilaku negatif, dan amanat tentang perilaku positif. Tidak ada redaksional yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Dharmasiksa adalah seorang muslim. Amanat Galunggung sendiri dipercaya merupakan khazanah lokal budaya Sunda yang berasal dari agama Sunda Wiwitan (agama Sunda Kuno). LOGIKA : Non sense. Tak ada sumber otentik, bahkan cerita rakyat sekalipun, yang menyatakan Raden Wijaya serta Prabu Guru Dharmasiksa adalah seseorang yang menganut agama Islam. 4. Mengenai lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma�rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. BANTAHAN : Perhatikan foto berikut. Foto 1, lambang Majapahit berupa tulisan Arab ![]() Foto 2. lambang Majapahit sebenarnya ![]() Pada gambar pertama, seolah-olah huruf arab tersebut merupakan huruf yang benar-benar tercetak pada artefak Surya Majapahit. Menurut saya, huruf Arab yang diberi penekanan pada gambar tersebut tidak lebih merupakan persepsi yang dipaksakan oleh pihak yang menganggap Majapahit merupakan kerajaan Islam. Hal ini tidak dapat diterima begitu saja sebagai bukti bahwa Majapahit merupakan kerajaan Islam. Terkait:
|
![]() |
|
|