Parasut Pilot Jadi Perdebatan

pingpong

WELLCOME TO MY THREAD

[/quote][quote]

[/spoiler][spoiler=open this] for 1:

tempat kejadian

ENDRA-Terkait dugaan adanya parasut

di tubuh Alexander Yablontsev, pilot Sukhoi naas itu, pengamat penerbangan Chappy Hakim menduga pesawat yang jatuh di Gunung Salak pada Rabu (9/5) itu dilengkapi kursi pelontar

(ejecting seat). Kursi pelontar itu dipasang untuk menyelamatkan

pilot dalam kondisi bahaya. "Itu kan pesawat prototipe,

pesawat yang masih digunakan untuk penyempurnaan. Jadi

memang dia dilengkapi parasut untuk pilot dan engineer. Kenapa? Karena dia akan mencoba pesawat itu untuk manuver berbahaya dan pada saat kondisi tertentu dia harus menyelamatkan diri," ujarnya. Namun demikian, mantan KSAU itu yakin Yablontsev tak berniat melarikan diri. Kursi itu, lanjut Chappy, otomatis terlempar saat pesawat hendak menabrak tebing di Gunung Salak. "Jadi, dia bukan meloncat, tapi itu terbuka karena pesawat itu akan

menabrak," katanya. Secara terpisah, koordinator Badan SAR Nasional Ketut Purwa meragukan ada parasut. "Yang pakai parasut itu pesawat tempur. Tapi ini kan pesawat komersial. Masa pilot pesawat komersial meninggalkan penumpang begitu saja,"

ujarnya. Ia menambahkan, sama seperti parasut yang tak menjadi bagian dari fasilitas pesawat komersial, kursi lontar juga tak ada di Sukhoi Superjet100 itu. Parasut dan kursi lontar, tegasnya, hanya ada di pesawat tempur yang memang diawaki oleh sedikit orang, bukan oleh pesawat berpenumpang massal. Danrem 0621 Suryakancana Kolonel Inf AM Putranto juga tak yakin bila parasut yang ditemukan adalah parasut pilot Sukhoi yang dispekulasikan sejumlah orang berusaha menyelamatkan diri sebelum pesawat jatuh. "Mana mungkin pilot lompat duluan. Ia harus

tanggung jawab sama penumpang yang dia bawa," ujar Putranto. Parasut ini mengemuka setelah Sersan Satu Abdul Haris, Ketua

Tim Charlie dari Kopassus TNI AD yang ikut mencari korban, menemukan pilot tergantung pada parasutnya di pohon. Dia dan timnya juga menemukan dokumen pilot itu. 27 kantung

Pada evakuasi terhadap jasad korban yang dilakukan kemarin, petugas hanya bisa mengevakuasi tiga kantung jenazah dari lokasi kejadian untuk selanjutnya diterbangkan dari posko helipad ke Bandara Halim Perdanakusuma. Dengan demikian, saat ini sudah 25 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri Sukanto. Pada evakuasi kemarin, petugas kembali diadang cuaca buruk di

lokasi kejadian. Kabut tebal disertai hujan kembali menyelimuti Gunung Salak, sehingga evakuasi melalui udara tak bisa dilakukan. Akhirnya, evakuasi diputuskan melalui darat dengan cara menandu kantung-kantung mayat itu ke posko helipad. Makanya, hanya tiga kantung jenazah yang bisa diangkat mengingat perjalanan dari lokasi kejadian ke posko butuh waktu 3-4 jam dan medan yang sulit. Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo mengatakan, tim SAR sebenarnya menargetkan evakuasi jasad korban rampung kemarin, tapi terpaksa tertunda.

> > > S U M B E R < <

Terkait:

Menu