FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Selamat siang, gan. Ane mau bagi-bagi pengalaman nyicip-nyicip kopi di Starbucks nih. Akhir- akhir ini setelah mulai bekerja, sekarang saya sering sekali minum kopi dan setiap kali break dan kebetulan lewatin caffe saya selalu cicip-cicip kopi-kopi yang ada. Jujur saja, saya menemukan ternyata nama besar tidak jadi jaminan, karena justru tempat-tempat yang terkenal memberikan kualitas kopi yang tidak terlalu baik. Fokus tulisan saya adalah Starbucks, dan (sesuai judul) kenapa saya tidak suka minum kopi di sana. 1. Karena Starbucks tidak menyediakan (menurut saya) kopi yang berkualitas lebih baik daripada merek-merek lokal 2. Karena Starbucks baru menyatakan dukungan mereka untuk lobi aktifis gay, dengan alasan bahwa dukungan tersebut merupakan "inti daripada siapa kita [Starbucks], dan nilai kita sebagai perusahaan" (yang membuat saya bingung, apa mereka tidak bisa menyediakan kopi tanpa embel-embel politik? ) ![]() Permasalahan saya dengan rasa kopi Starbucks adalah kopi mereka tidak nikmat diminum tanpa diberikan apa-apa (hitam polos). Biasanya kopi yang baik adalah kopi yang bisa mengeluarkan rasa yang unik dan nikmat bahkan tanpa tambahan susu, gula, krimer dan lain-lain. Misalkan saya pesan Kenyan dari mereka yang SEHARUSNYA asam, berbau rempah-rempah, dan kedekatan seperti berry. Blue Mountain mereka (sedikit)lebih baik. Sebaliknya yang saya dapatkan adalah kopi yang hanya sedikit lebih acidic (asam) daripada espresso americano. Espresso press mereka terlalu smoky (bau arang) dan tidak ada keistimewaan apa-apa lagi selain bau asap itu, dan pengalaman terakhir dan terburuk saya minum di sana adalah house bland mereka yang saya bahkan tidak bisa minum lebih dari 3 hirupan. (Menurut mereka seharusnya rasanya fruity) Hal ini jauh sekali jika dibandingkan bahkan dengan perusahaan lokal seperti Excelso http://www.facebook.com/ExcelsoCoffee?sk=info ![]() Saat saya memesan Kenyan AA (AA itu sebenarnya hanya ukuran untuk besarnya biji kopi, dan bukan kualitas kopinya), saya bisa mencium baunya yang jauh berbeda dengan kopi Indonesia (kopi Indonesia juga kualitas dunia loh, gan ![]() Sebenarnya saya memiliki pengertian bahwa rasa tiap-tiap orang berbeda, dan mungkin saja memang lidah saya yang tidak cocok dengan rasa di Starbucks. Akan tetapi, inilah yang membuat saya mau membagikan mengapa saya tidak mau lagi minum di Starbucks: Mereka mendukung nilai-nilai yang bertentangan dengan kesusilaan yang dianut oleh saya sebagai orang Indonesia. http://www.lifesitenews.com/news/bre...s-gay-marriage Menurut juru bicara Starbucks, mendukung pernikahan gay dan gaya hidup gay adalah "inti daripada kami [Starbucks], dan nilai kami sebagai perusahaan". Selama Starbucks adalah perusahaan yang menyediakan kopi, maka saya bisa mengatakan alasan mengapa saya tidak membeli dari mereka adalah karena permasalahan lidah (atau dompet ![]() Sebaliknya kalau mereka mengatakan mendukung gaya hidup homoseksual adalah "inti dari siapa" mereka itu. Maka saya berhak untuk mengatakan kalau saya menolak minum kopi di sana karena saya menolak per ![]() Saya menolak untuk memberikan uang saya untuk mendanai parade gay yang tidak senonoh dan penuh dengan pornografi dan pornoaksi terbuka. Saya menolak uang saya digunakan untuk mendukung seksualisasi anak-anak yang sering digunakan sebagai senjata kaum aktifis gay. (misalkan menerbitkan buku cerita tentang gay-isme, atau mendorong anak-anak untuk menemukan citra homo di dalam diri mereka) Sebaliknya saya juga berharap sebuah perusahaan untuk mendorong kesadaran dan nilai-nilai anti aborsi, pentingnya menjaga kekudusan SEBELUM pernikahan, dan nilai kekudusan SETELAH pernikahan. Hal-hal inilah yang oleh Starbucks (atau setidaknya oleh juru bicara mereka) tidak pernah mereka dukung. Karena itu saya tidak menemukan adanya alasan bagi saya untuk membeli kopi di Starbucks, bahkan hanya untuk kenikmatan rasa (karena saya tidak terlalu suka), sedangkan banyak alasan prisipil untuk TIDAK membeli di Starbucks lagi. Semua tulisan di atas hanyalah pandangan subjektif saya semata-mata dan tidak berupaya utnuk menyatakan fakta tidak terbantahakan atau bebas dari kesalahan. Jika ada kesalahan, atau salah kata saya meminta maaf dan silakan dikoreksi. Terima kasih Tambahan-tambahan: [/quote][quote] Originally Posted by yaza_bmcg ![]() topik yg agak aneh antara rasa kopi dan maho ![]() Justru saya juga yang bingung, gan.. Starbucks kan cuman jualan kopi, ngapain juga sekarang mereka ngelobi pemerintah untuk mendukung kaum maho sampe bilang kalau itu inti perusahaan mereka (memangnya ke-maho-an dbutuhkan untuk kopi y?? ![]() Jualan kopi mah, jualan kopi aja.. Tempat lain bisa jualan kopi tanpa embel-embel politik.. Terkait:
|
![]() |
|
|