Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
ps3black's Avatar
ps3black
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,732
Rep Power: 21
ps3black mempunyai hidup yang Normal
Default Membedah Akar Musik Penyembah Setan

. . . Anda mengelabui semua orang dengan sihir

Anda menunggu Setan memanggil . . .

Mr. Crowley, tidakah Anda ingin mengendarai kuda putih saya

[FONT="Times New Roman]Mr. Crowley � Ozzy Osbourne[/font]





[/quote][quote]











[FONT="Times New Roman]Dalam hampir semua konser jenis musik �heavy metal�, seseorang dapat mendengar para penonton didorong untuk memperkosa dan membunuh atas nama Setan. Lirik lagu-lagi seperti itu adalah tipikal yang sering tidak kita sadari eksis disekitar kita:[/font]

�Kami datang dengan tiba-tiba melalui badan anda

Perkosa jiwa tanpa daya Anda

Rubah diri Anda menjadi sesosok makhluk

Tidak kenal ampun dan dingin

Kami memaksa Anda untuk membunuh saudaramu

Minum darahnya dan makan otaknya

Iris-iris dagingnya dan hisap tulangnya

Hingga semua orang gila

Kami penyebab kematian dan penoda

Legion Setan tersebar luas � menang

[FONT="Times New Roman]�DEMONS� oleh Rigor Mortis

[/font]
[FONT="Times New Roman]Dewasa ini orangtua yang mencintai anak-anaknya akan dikejutkan ketika mengetahui bahwa anak-anak mereka dengan penuh hasrat mendengarkan lagu-lagu aliran Setan. Mungkin, beberapa orang berpikir secara pribadi, �Seandainya kita bisa kembali kepada �kenangan masa lalu,� dengan musik the Beatles.� Sedikit saja orang yang mencurigai, padahal the Beatles yang dianggap tak bersalah itu, mereka merupakan pelaku pembuat masalah paling awal.



Musik modern elektronic-rock, yang dimulai pada awal tahun 60-an, penyelenggaraannya selalu gabungan perusahaan antara dinas intelijen militer Inggris dengan para pemuja Setan. Dipihak lain, para pengikut Setan mengendalikan kelompok musik rock utama melalui narkoba, seks, ancaman kekerasan dan bahkan pembunuhan. Di sisi lain, publisitas, tour dan rekaman dibiayai oleh perusahaan rekaman yang terhubung dengan lingkaran dinas intelijen militer Inggris. Kedua-duanya dengan intimnya menjalin bisnis terbesar di dunia, yaitu perdagangan narkotik internasional.



Apa yang disebut sebagai �bintang rock� sebenarnya adalah boneka-boneka yang menyedihkan yang dinaikkan dalam sebuah skema yang jauh lebih besar. Dari saat pertama mereka menerima royalti rekaman perdananya, kelompok pemusik ini terbenam jauh ke dalam narkoba. Sebagai contoh, �bintang-bintang� yang mendapat banyak piagam seperti John Lennon dari the Beatles dan Keith Richard dari the Rolling Stones, adalah pecandu heroin. Ketika Keith Richard mengajukan permohonan visa Amerika, ia diharuskan melakukan transfusi darah untuk mengganti keseluruhan suplai darahnya yang sudah terikat dengan heroin. (Tony Sanchez, Up and Down with the Rolling Stones, p.319)



Para �bintang rock� juga sepenuhnya kreasi media. Citra publik mengenai mereka, demikian pula dengan musiknya, direkayasa dari balik layar oleh para pengendalinya. Sebagai contoh, ketika the Beatles pertama kali tiba di Amerika Serikat pada tahun 1964, di bandara mereka dikerubutin oleh ratusan anak-anak perempuan belasan tahun sambil menjerit-jerit. Pers nasional dengan segera mengumumkan berita itu bahwa �Beatlemania� telah menyerbu Amerika Serikat. Tetapi sebenarnya semua anak wanita belasan tahun itu dijemput dari sebuah sekolah wanita di Bronx, dan dibayar oleh penyelenggara the Beatles sebagai upah jeritannya.



Uang milik kelompok rock tahun 1960-an yang dalam beberapa kasus jumlahnya mencapai ratusan juta dolar, juga sepenuhnya di bawah kendali dari sekumpulan penyelenggara yang terhubungkan satu dengan yang lainnya. Dari tahun 1963 sampai dengan tahun 1970, the Rolling Stones mengantongi lebih dari 200 juta dolar, namun semua anggotanya hampir bankrut. Tidak satupun dari mereka mengetahui kemana uang mereka perginya.



Dari tahun 1963 dan 1964 the Beatles dan the Rolling Stones mengadakan tour di Eropa Barat dan Amerika dalam rangka menyerang kultur di kedua wilayah tersebut. Invasi kultur dari Inggris sudah direncanakan dengan matang dan dalam waktu yang sesuai. Orang-orang Amerika baru saja mengalami goncangan atas terjadinya pembunuhan terhadap Presiden John F. Kennedy, sementara dijalanan Washington D.C. massa yang jumlahnya 500.000-an orang baru saja mengadakan pawai dalam rangka menuntut kebebasan sipil, dipimpin oleh Martin Luther King. Musik rock digunakan sebagai alat counterculture, senjata untuk menghancurkan gerakan politik seperti itu.



Kemudian pada tahun 1968 dan 1969, tahun-tahun yang merupakan serangan massal terhadap mahasiwa dan buruh di Amerika Serikat dan Eropa, dimana konser terbuka musik rock digelar secara besar-besaran yang digunakan untuk menghadang meningkatnya rasa tidak puas rakyat. Konser rock diupayakan sebagai alat untuk melibatkan massa kedalam narkoba dan seks bebas yang bertentangan dengan kultur. Bagi jutaan orang yang menghadiri konser ini, disediakan dengan bebas ribuan tablet obat yang merangsang halusinasi termasuk LSD. Obat-obatan ini dimasukkan kedalam minuman dengan diam-diam seperti kedalam Coca-Cola, yang membuat beribu-ribu korban yang tidak pernah menaruh curiga, mengoceh diluar kesadarannya. Banyak juga yang melakukan bunuh diri.



Kurang dari setengah abad lalu, anak-anak muda kita mempelajari biola dan piano, belajar tentang komposer klasik besar seperti Bach, Mozart, dan Beethoven. Seperti yang akan kita lihat, perusahaan rekaman yang sama yang dewasa ini mempromosikan jenis musik aliran Setan, �heavy metal� rock, telah menjalankannya secara rahasia dengan maksud untuk menghancurkan warisan budaya musik dari komposer musik klasik yang besar ini



Selama masa tigapuluh tahunan yang lalu, Masyarakat Barat berada di bawah todongan senjata berupa perang terhadap budaya yang sudah direncanakan secara hati-hati, dengan tujuan untuk mengeliminasi peradaban Judeo-Christian seperti yang kita kenal. Rencana ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu, para pembaca sebaiknya memerangi Setan ini, marilah kita tengok ke masa tiga puluh tahunan silam, ketika empat orang anak laki-laki tidak bersalah dari Liverpool, Inggris, the Beatles, yang baru saja memulai tugasnya.
[/font]





Sponsored Links
Space available
Post Reply




Switch to Mobile Mode

no new posts