Industri kedirgantaraan Cina kini menjadi perhatian pengamat industri militer Amerika Serikat setelah dilaksanakannya uji terbang prototype pesawat tempur
Fighter China-1 (FC-1) yang diberi nama
Xiaolong (
Fierce Dragon).
Pesawat dengan sayap delta bermesin tunggal ini dikatakan memiliki kemampuan sekitar 85 persen dari pesawat tempur F-16 generasi ke-4, dan diperkirakan akan dipassarkan
dengan harga hanya separuh dari pesawat F-16 tersebut.
Hal tersebut antara lain dikemukakan oleh Rick Fisher, wakil presiden dari International Assessment and Strategy Center yang bermarkas di Washington DC. Amerika Serikat.
FC-1 (jf-17 Thunder) memiliki daya jelajah dengan kecepatan Mach 1,6 dengan kemampuan maneuver yang dapat diandalkan. Dilengkapi dengan rak senjata untuk membawa peluru kendali udara-ke-udara maupun udara-ke-darat
Prototype keempat dari pesawat
FC-1 ini dengan kode FC-4 menurut kantor berita Cina Xinhua telah diuji coba pada tanggal 28 April 2006 lalu, dengan kemampuan yang lebih baik dari prototype sebelumnya. Pesawat ini dapat dipersenjatai dengan rudal active-guided air-to-air jenis PL-12 maupun persenjataan lain seperti precision guided-munition.
Pesawat tempur
FC-1 Xiaolong merupakan pesawat tempur multi-peran generasi ke-3 bagi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA-AF). Menurut perkiraan pesawat barun ini akan menggantikan beberapa jenis pesawat tempur yang sudah berusia lanjut seperti
Shenyang J-6,
Changdu J-7 (variant MiG-21 Fishbed), dan
Nanchang Q-5A.
Selain itu FC-1 ini juga sangat berpotensi untuk pangsa eksport

Seperti diketahui, industri pesawat tempur Cina telah berhasil menjual sejumlah pesawat tempurnya ke Bangladesh (F-7MG), Nigeria dan Pakistan (J-10). Potensi pasar lainnya adalah Mesir, Iran, beberapa Negara Afrika dan Amerika Latin.
Pakistan sendiri menurut beberapa pengamat akan membeli
FC-1 Xiaolong dengan system ko-produksi dengan industri local yang nantinya akan diberi nama Joint Fighter-17 (FJ-17 Thunder). Hal ini merupakan tindak lanjut keberhasilan kedua pihak dalam mengembangkan pesawat latih bermesin jet Karakoram-8