Stop Menggunakan Kata ‘Sunnah Rasul’ di Aktivitas Malam Jumatmu
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan di malam jumat akan banyak terlihat kicauan atau status di media sosial seputar kata kata “Sunnah Rasul”. Dan sepertinya kata kata “Sunnah Rasul” adalah penghalusan dari hubungan suami istri. Tapi benarkah “Sunnah Rasul” itu benar benar adanya? Apa Hadits?
Kebanyakan mereka mengatakan istilah itu untuk menutupi kata kata hubungan suami istri dengan bahasa yang lebih halus, tapi sayangnya akibatnya sangat fatal, karena menyempitkan arti dari sumber hukum kedua setelah Alquran menjadi sebuah aktifitas seks belaka.
“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.”
Yang jadi pertanyaan apakah hadist itu shahih, dhaif atau palsu? Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita simak pernyataan Prof.DR.KH. Ali Mustafa Yaqub, MA hafizhahullah dalam sebuah tayangan Hadits – Hadits Palsu di sebuah stasiun tv swasta
Source:
Nah dari penjelasan beliau menerangkan kalau Hadits seperti itu tidak ditemukan dalam kitab manapun, baik itu Hadits dhaif apalagi shahih. Dengan kata lain, Hadits itu adalah Hadits palsu yang mengatasnamakan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kalau ingin menelisik lebih jauh lagi, maka tidak akan ditemukan Hadits tentang berhubungan di malam malam tertentu.
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah].
Mulai sekarang jangan tulis lagi kata kata seperti ini, karena sekarang ini banyak hadits palsu bermunculan yang ingin memecah belah umat Islam. Be Smart people like your smartphone.