SUMBER
KARANGASEM, KOMPAS.com - Penduduk pada sejumlah desa di Kabupaten Karangasem, Bali yang tahun lalu sempat terjangkit diare dengan empat korban tewas, kini dilanda perasaan was-was akan merebaknya kembali penyakit yang cukup membahayakan itu.
"Penduduk khawatir penyakit tersebut dapat merebak kembali, mengingat kondisi sanitasi lingkungan terutama yang menyangkut sember air minum penduduk, masih yang itu-itu juga," kata Ir Nyoman Gede Sutapa, pemerhati lingkungan, ketika dihubungi di Amlapura, Kabupaten Karangasem, Sabtu (19/6/2010).
Dari hasil penelitian yang dilakukan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali, terungkap bahwa merebaknya penyakit diare di 12 desa Kabupaten Karangasem pada tahun lalu, bersumber dari air minum penduduk yang tercemar bakteri e-colli.
Sedangkan sumber air minum warga yang menjadi korban, sebagian besar berasal dari "cubang", yakni bak penampungan air hujan. Terkait itu, Sutapa khawatir serangan serupa dapat merebak kembali sehubungan kondisi yang ada tidak banyak mengalami perubahan.
"Warga masih memanfaatkan sumber air bersih dari cubang, sedangkan lingkungan di sekitarnya juga belum banyak dilakukan upaya sanitasi," katanya.
Melihat itu, Sutapa mengharapkan pihak Pemkab Karangasem dan Pemprov Bali dapat melakukan upaya yang lebih banyak bagi pengadaan air minum penduduk, termasuk peningkatan kebersihan lingkungan yang di beberapa tempat terbukti sangat kumuh. Wabah diare yang sempat "mengamuk" di 12 desa di wilayah Bali bagian timur, tercatat menyerang sekitar 400 warga.