
24th February 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Bahrain Bebaskan Tahanan Politik
Tentara Bahrain berjaga-jaga di dekat bundaran Pearl, Manama, Bahrain, (19/2). AP/Hassan Ammar
Quote:
TEMPO Interaktif, Bahrain membebaskan sedikitnya 50 tahanan politik, termasuk di dalamnya 23 aktivis Shia yang dituduh terlibat rencana kudeta menggulingkan dinasti Kerajaan al-Khalifa. Negara juga mengampuni dua orang lainnya yang tinggal di luar negeri, di antaranya pemimpin oposisi Hassan Mashaima.
Kebijaksanaan tersebut disampaikan langsung oleh Raja Hamad bin Isa al-Khalifa seperti dilaporkan oleh media milik pemerintah.
Pembebasan itu disambut positif oleh Ibrahim Mattar dari partai oposisi Wefaq Shia. "Mengijinkan orang protes dan pembebasan tahanan adalah langkah positif," ujarnya.
Namun demikian, langkah pemerintah diragukan oleh Mohammed al-Tajir, seorang penggiat hak asasi manusia yang mewakili para tahanan. Dia katakan, pembebasan para tahanan belum tentu memuaskan para pengunjuk rasa.
"Kami meragukan jumlah tahanan yang dibebaskan. Kami berharap seluruh pembangkang berjumlah 600 orang itu dibebaskan, termasuk 23 aktivis Shia," katanya kepada Al Jazeera.
Dia tambahkan, mungkin lebih dari 200 orang telah dibebaskan sejak Selasa (22/2) malam waktu setempat. Mereka adalah para tahanan politik atau "ulama yang aktif di politik atau hak asasi manusia."
Pengumuman pembebasan tahanan politik langsung disambut positif oleh Amerika Serikat seraya meminta demonstrasi di sana agar berlangsung damai.
"Kami menyambut baik langkah yang diambil oleh Raja Hamad sebagaimana dilakukan oleh Putra Mahkota Salman," ujar PJ Crowley, juru bicara kementerian luar negeri Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menambahkan, "Langkah tersebut perlu disusul aksi konkrit dan reformasi.
"Tak ada tempat bagi kekerasan melawan unjuk rasa damai."
Kendati demikian, kelompok oposisi tetap menunggu kaluarga al-Khalifa, yang telah berkuasa di Bahrai selama 200 tahun, agar bersedia menerima perubahan undang-undang monarki sebelum bersepakat untuk dialog.
"Kami masih menunggu inisiatif reformasi politik. Hingga sekarang, mereka belum menjanjikan apapun," kata Mattar.
"Jika mereka tidak mengatakan apa-apa, bagi kami itu buang-buang waktu."
Di Bahrain, jumlah kaum Shia mencapai 70 persen dari jumlah penduduk, tetapi sebanyak 40 kursi parlemen Bahrain diduduki oleh minoritas Suni. Selasa dini hari, puluhan ribu orang masih berkumpul di bundaran Pearl di ibu kota Manama menuntut pemerintah mundur dari kekuasaan. Demonstrasi ini merupakan terbesar dibandingkan dengan unjuk rasa yang telah berlangsung beberapa hari lalu. Jumlah korban tewas sejak unjuk rasa pecah sebanyak tujuh orang sedangkan yang luka-luka mencapai ratusan.
AL JAZEERA | CA
|
|