TEMPO Interaktif, Kairo - Para pemimpin pemuda Mesir bergerak mendirikan sebuah partai politik baru kemarin di era pasca-Mubarak. Saat yang sama, sebuah komite kerja untuk perubahan konstitusi menyiapkan pemilu yang dijanjikan penguasa militer dalam tempo enam bulan.
Dewan tertinggi militer Mesir, yang berkuasa setelah jatuhnya Husni Mubarak, 82 tahun, kemarin berada di bawah tekanan para aktivis, yang menuntut segera dilepasnya para tahanan politik dan mengakhiri keadaan darurat.
Para pemimpin prodemokrasi berencana mengerahkan 1 juta orang di jalanan untuk "pawai kemenangan" hari ini, untuk merayakan jatuhnya Mubarak. Mereka mengingatkan para jenderal atas kekuatan aksi jalanan. Militer sudah menetapkan strategi untuk mengawasi aksi ini.
"Kami berada dalam tes apakah kami sudah keluar dari visi awal. Apakah Anda puas dengan pemogokan, duduk-duduk, pabrik-pabrik yang tutup, bank-bak yang belum beroperasi?" ujar juru bicara Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Ismail Etmaan, di televisi nasional kemarin.
Sementara itu, pemerintah mengumumkan jumlah korban tewas dalam revolusi itu. "Jumlah korban tewas dalam peristiwa panjang yang disaksikan warga Mesir sekitar 365 jiwa dan 5.500 dirawat karena terluka," tutur Menteri Kesehatan Sameh Farid dalam pernyataan di kantor berita Mena. Demonstrasi meledak sejak 25 Januari lalu, menuntut Mubarak segera mundur serta menyerukan reformasi politik dan ekonomi. Hingga kemarin, menurut kelompok-kelompok pembela HAM, ratusan orang diyakini hilang.
Reuters | AP | Dwi Arjanto
18th February 2011
Hari Ini, "Pawai Kemenangan" di Mesir
