Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kembangtahu's Avatar
kembangtahu kembangtahu is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,958
Rep Power: 16
kembangtahu mempunyai hidup yang Normal
Default Saat engkau cemberut

Saat engkau berwajah masam, engkau telah membungkus senyuman ramahmu untuk sahabat dan saudaramu! Kau bilang, baru saja Tuhan tengah menyiakanmu, menunda rejeki Lebaran yang kau harap dan telah kau upayakan. THR yang kecil, perjalanan mudik yang menghabiskan uang. Rejeki digerogoti sanak-saudara, hingga mimpi hedonis terpaksa ketunda lagi. Kau harus bagi-bagi rejeki, ...ikhlas tidak ikhlas, pada saudara-saudaramu yang miskin.

Maafkan daku lahir dan batin, sesungguhnya Tuhan menaruh harapan, melalui dirimu, bahwa saudaramu yang sedih 'kan merasa nyaman tinggal di hatimu!

Maka, saat engkau muram dan palingkan wajah dari orang yang berada dalam kesulitan, di hari penuh teriakan berlebihan akan kemenangan ini, engkau tlah menyembunyikan cinta Tuhan yang dipercayakan kepadamu. Padahal kehadiranmu diharapkan sebagai tanda cinta-Nya yang membawa harapan.

Saat engkau mencari harga dirimu, dan takut wibawamu merosot turun karena kau tak bisa membelikan baju baju anakmu, atau membeli kue untuk meja tamumu yang selalu kosong, atau bahkan kau tak bisa pulang mudik untuk tunjukkan kesuksesanmu, engkau telah membungkus kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Padahal Tuhan mau menganugerahkan rahmat kebijaksanaan, menjadi mulia dalam kerendahan hati. Namun engkau tidak mau untuk terluka sebentar saja.

Saat engkau membuang muka dari temanmu yang telah menjengkelkanmu, karena tampaknya ia mendapatkan uang berlebih pada hari raya kemenangan ini, engkau telah membungkus rapat hatimu yang penuh belas kasih dan pengampunan. Padahal Tuhan berikan padamu amanah 'tuk mengampuni, tidak menghakiminya, melainkan justru memberikan kesempatan untuk berubah. Begitu besar cinta Tuhan, hingga pengampunan pun dipercayakan, agar manusia dengan mudah memaafkan sesamanya!

Saat engkau menolak anakmu untuk bersandar pada bahumu, saat engkau merasa risih isteri atau suamimu bersandar dalam tangisnya, saat itulah juga engkau kehilangan kesempatan merasakan tangisan, detak jantung masa depannya, yang mempercayakan hidup kepadamu. Padahal Tuhan pun percaya dan menaruh harapan kepadamu sebagai orangtua atau pun belahan jiwa.

Saat kau tebarkan sinisme pada handai taulanmu, dan tunjukkan keunggulan diri seolah tiada tara pada saat kau genggam berlembar-lembar rupiah atas rejeki hari raya, engkau sebenarnya sedang berjuang untuk fatamorgana dirimu. Padahal, Tuhan menyediakan kearifan untuk dirimu menjadi lebih bermakna bagi sesamamu, dalam kebersamaan.

Saat engkau menyalahgunakan kehendak bebasmu untuk berbuat dosa, engkau berkilah dengan 1001 alasan pada saat masih gitu banyak suara tangis dan derita kepapaan, engkau telah abaikan bagaimana Tuhan memberikanmu kesempatan untuk bertumbuh sebagai hambanya yang dijanjikan. Padahal, kau hanya sekedar lupa, betapa belas kasih Tuhan begitu maharahim berlimpah. Hanya karena kita sering kurang sabar, dengan selalu berkata, "Sabar? Sampai kapan?" Kita selalu tergesa, dan lupa bahwa penderitaan yang sesungguhnya adalah ketidakmampuan kita mengolah kenyataan menjadi senjata rahasia kehidupan.

Begitulah diri kita sebenarnya. Karena kita adalah garam dunia. Sekali pun kita suka bertanya, mungkinkah kita akan menjadi garam bila kita tidak �mati�? Kita akan menjadi garam kalau berani kehilangan �sikap membela diri�.

Tanah yang subur, mudah dicangkul dan menyerap air apa saja. Tanah itu selalu siap untuk ditanam �biji-bijian� yang menjadi benih tanaman untuk bertunas. Apakah kita ini siap menjadi biji gandum, biji rambutan, biji kurma, biji padi, yang siap ditanam?

Tanah itu bisa jadi hidup kita bersama. Ada yang tandus, ada yang subur, ada yang dikelilingi semak berduri, atau seperti tanah di atas bebatuan, atau seperti tanah di pinggir jalan? Terhadap orang lain, kita dipanggil menjadi tanah yang subur agar sahabatku, bagaikan biji padi, siap bertunas, tumbuh dan berbuahkan bulir padi yang bermutu. Bagi diri sendiri, kita dipanggil untuk menjadi �biji� yang siap mati untuk ditanam, di manapun kita akan hidup.

Tuhanlah yang memberi hidup dan pertumbuhan kepada biji itu, dan kitalah yang dipanggil untuk saling merawat dan memupuk tanah kehidupan bersama. Semoga hari esok ada banyak kejutan yang membuat hidup ini menjadi tanah yang subur bagi banyak orang! Semoga kita mau menjadi biji padi yang jatuh ke tanah dan mati, agar berlimpah buah padinya saat panen nanti. Selamat Idul Fitri. Merdeka lahir dan batin.




Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:09 PM.


no new posts