[atheis]

Pengamat politik Arbi Sanit. TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik Arbi Sanit memiliki analisa berbeda soal rencana PDI Perjuangan bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2. Menurut dia, elite PDI Perjuangan yang tak setuju masih lebih kuat ketimbang kelompok yang berhasrat bergabung dengan kabinet pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Megawati pun sampai saat ini masih tak setuju," kata Arbi, usai acara deklarasi gerakan Solidaritas Masyarakat Indonesia (SMI) untuk Keadilan dan peluncuran Rumah Integritas di Jakarta, Senin 14 Februari 2011.

Menurut Arbi, kubu PDI Perjuangan di Dewan Perwakilan Rakyat yang tak setuju juga masih lebih dominan. Arbi menyebut Maruarar Sirait dan kawan-kawan, adalah kelompok yang menolak PDIP menjadi pendukung SBY.

Sebenarnya, Arbi melanjutkan, PDI Perjuangan tidak masalah masuk kabinet. Asalkan, kata dia, harus ada partai besar yang keluar dan menjadi oposan. "Harus ada yang menjadi oposisi, supaya pemerintah tidak otoriter," kata Arbi. Namun ia tak menyebut partai yang bisa mewakili oposisi itu.

Arbi menyarankan, jika PDI Perjuangan pada akhirnya memilih masuk kabinet, harus total dan tidak setengah-setengah. "Jangan setengah-setengah seperti PKS dan PPP, mereka seperti ular berkepala dua," ujarnya.

Arbi menyoroti ulah elite PKS dan PPP yang sering melakukan manuver terhadap pemerintah di bawah pimpinan SBY. Menurutnya, tindakan politik itu melanggar Undang-undang Dasar yang mengamanatkan sistem presidensial. "Kalau menganut sistem presidensial, maka partai koalisi harus loyal."

HAMLUDDIN

~ SUMBER ~

Terkait:

• Bikin Gol, Howard Gabung Kelompok Elite Kiper Liga Primer
• Elite Demokrat: Yudhoyono yang Tawarkan Langsung PDIP Bergabung
• Prabowo : Bosan Dengar Isu PDIP Masuk Kabinet
• Demokrat: Jika Masuk Kabinet, PDIP Harus Gabung Koalisi