Microsoft ungkap bahwa 63 persen PC di Indonesia sudah terinfeksi malware, lantas bagaimana cara meminimalisirnya?
Ancaman peranti lunak berbahaya atau
malware (malicious software) semakin mengkhawatirkan pengguna PC (komputer). Hadirnya
malware dapat merugikan pengguna PC dan perangkat
mobile dengan mencuri data dan meraup berbagai keuntungan dari data pribadi PC penggunanya.
Bahkan, bahayanya
malware datang dari berbagai
website yang tidak dikenal. Biasanya
malware `bekerja` secara tersembunyi ketika penggunanya sedang menggunakan PC. Di saat itulah
malware muncul dan bisa menuntun pengguna untuk membuka
link website berbahaya lalu dengan sekejap mencuri seluruh data Anda.
Menanggapi hal ini, Microsoft Indonesia menegaskan bahwa serangan
malware ke pengguna PC tidak boleh dihiraukan lagi. Berdasarkan riset yang dilakukan Microsoft di Indonesia, terungkap bahwa persentase PC di Indonesia yang sudah terinfeksi
malware telah mencapai angka 63 persen.
Dinis Couto, General Manager Worldwide Software Asset Management (SAM) & Compliance, Microsoft, mengatakan bahwa serangan
malware merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi di faktor keamanan dunia teknologi, khususnya pada PC.
Namun, ia menjelaskan bahwa Microsoft sendiri memiliki langkah konkret agar bisa melindungi pengguna PC dari serangan
malware yang mengintai.
Dinis Couto, General Manager Worldwide Software Asset Management (SAM) & Compliance, Microsoft
Salah satunya adalah dengan menggunakan
software asli Microsoft (Genuine Microsoft Software) dan meng-
upgrade sistem operasi PC ke sistem operasi terbaru Windows 10 yang baru saja dirilis pada 29 Juli lalu.
"Dengan meng-
upgrade ke Windows 10, para pengguna akan memiliki konsistensi keamanan secara utuh dan Windows 10 bisa melakukan proteksi yang memberikan fungsionalitas secara efisien ke sistem operasi terbaru ini," tutur Dinis.
Ia menambahkan, serangan
malware kebanyakan berasal dari
software bajakan yang terinstal di PC.
Software bajakan, seperti yang sudah diketahui banyak pengguna Windows, sangat berisiko jika digunakan di PC dan akan banyak konsekuensi yang harus diterima penggunanya ketika menggunakan
software ilegal tersebut.
"Keamanan merupakan hal yang sangat
fundamental bagi Windows,
malware merupakan risiko serius yang harus diberantas. Namun, hal tersebut masih kami anggap
`traceable` (dapat dilacak). Satu-satunya cara yang memungkinkan penggunanya agar tetap berada di jalur aman adalah dengan menggunakan
software asli Windows," tambahnya.
Seperti yang sudah diketahui, Windows 10 menyajikan salah satu fitur anyar yang bernama Windows Store. Dengan membeli
software-software genuine Microsoft di
store tersebut, dipastikan bahwa
software yang diunduh memiliki tingkat keamanan 100 persen dan bebas dari ancaman
malware.