Enam petugas Polisi Hutan (Polhut) Balai Taman Nasional Berbak, Provinsi Jambi yang sedang melakukan patroli rutin, Jumat (22/10) sekitar pukul 01.00 WIB dikeroyok warga yang diduga pelaku pembalakan liar.
Akibat aksi pengeroyokan itu, seorang petugas Polhut mengalami cedera memar bagian pelipis mata dan bahu, terkena pukulan benda tumpul serta seorang lagi sopir pompong, Edi terkena sabetan parang pada jari tangan kanannya.
Kedua korban kini masih dirawat di Puskesmas Rantau Rasau, Kabupaten Tajung Jabung Timur, kata Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah, di Jambi Jumat.
Kejadian tersebut bermula, pada Kamis (21/10), keenam petugas Polhut, masing-masing Rahman, Rio, Sumanto, Syaiful Bahri, Maruli, dan Suratman dengan menggunakan
speed boat dan satu unit pompong melakukan patroli rutin. Ketika itu petugas menemukan tumpukan kayu sekitar 20 meter kubik sudah berbentuk balok dan papan jenis meranti dan punak, diduga hasil pembalakan liar di kawasan Taman Nasional Berbak (TNB).
Setelah menemukan tumpukan kayu itu, para petugas tetap berada di lokasi untuk mengamankan barang bukti. Namun, pada Jumat dini hari sekitar pukul 01:00 WIB, tiba-tiba para petugas diserang sekitar 50 orang yang datang menggunakan kendaraan air satu unit pompong besar dan empat unit pompong ukuran kecil.
Dengan beringas para pelaku yang membawa berbagai jenis senjata tajam parang serta pentungan itu, langsung mengepung dan mengeroyok para petugas. Akibat serangan itu para petugas yang sebenarnya dilengkapi senjata
api tidak bisa melakukan perlawanan.
Quote:
|
"Bahkan seorang korban bernama Syaiful Bahri, menjadi bulan-bulanan massa dipukul hingga babak belur, namun jiwanya terselamatkan, karena mendapat bantuan warga lain yang mengamankan korban ke rumah Desa Telaga Lima, yang jaraknya tak jauh dari tempat kejadian," kata Almansyah.
|