for
permasalahan perajin batik:
Memasuki pertengahan tahun 2011 ini, sejumlah perajin batik Jawa Barat mulai kewalahan mengantisipasi kenaikan harga bahan baku batik. Bukannya turun, harga bahan baku pembuatan batik malah bergerak naik sekitar 20 sampai 30 persen dari harga normal.
�Kenaikan sudah berlangsung sejak tahun 2010. Kenaikan bahan baku ini turut memengaruhi harga jual kain batik. Kemudian juga perajin harus menghadapi lambannya distribusi bahan baku pewarna,� jelas Ketua Yayasan Batik Jabar Sendy Yusuf kepada INILAH.COM saat ditemui usai acara Dialog Kebudayaan dan Pameran Batik Jawa Barat 2011 di kantor Bank Indonesia Jalan Braga, Kota Bandung, Minggu (22/5/2011).
Menurut Sendy, perajin batik bisa melakukan langkah antisipasi kenaikan harga bahan baku dengan meningkatkan kualitas produk. Kenaikan tersebut terjadi pada seluruh bahan baku pembuatan batik, seperti kain, pewarna, lilin, hingga sutera.
�Memang sekarang bahan baku harus diimpor, harganya lebih mahal karena suplai dari Jawa Barat sendiri sudah tidak memadai. Pewarnaan juga tidak ada. Kemudian bahan baku lainnya, sebagian masih impor dari Cina yang harganya lebih mahal sekitar Rp200 ribu,� ungkapnya.
http://static.inilah.com/data/berita/foto/1535032.jpg
Sendy mengakui jika kenaikan bahan baku juga berpengaruh pada keuntungan penjualan. Saat ini keuntungan yang diraih perajin semakin tipis. Jika dulu keuntungan yang bisa diperoleh sekitar 20 persen, sekarang harus menerima keuntungan yang berkisar hanya 5 persen.
�Saya salut mereka tetap bertahan dan eksis karena mungkin mata pencariannya dari sana. Tetapi saya yakin keadaan ini akan membaik saat permintaan mulai banyak. Misalnya 3 bulan sebelum lebaran,� tandasnya
sumber