Ceriwis

Ceriwis (https://forum.ceriwis.com/forum.php)
-   Film & Musik (https://forum.ceriwis.com/forumdisplay.php?f=41)
-   -   Film 'Tjokroaminoto': Zaman Baru Telah Lahir, Bagong! (https://forum.ceriwis.com/showthread.php?t=3065005)

Gusnan 10th April 2015 02:07 PM

Film 'Tjokroaminoto': Zaman Baru Telah Lahir, Bagong!
 

Halaman 1 dari 2

http://beta.newopenx.detik.com/deliv...&cb=46d11b7f52


http://images.detik.com/content/2015.../tjokrodlm.jpg
Jakarta - Gadis itu datang dan pergi begitu saja, seperti yang biasa kita lihat dalam film-film karya Garin Nugroho sebelumnya. Tapi, ia tak semisterius gadis-gadis yang ada di 'Aku Ingin Menciummu Sekali Saja' atau 'Under The Tree'. Sejak awal kita tahu, dia seorang pemilik sebuah toko buku. Tapi, setelah tigaperempat film berdurasi 3 jam ini, kita baru tahu namanya: Stella.

Kita tahu namanya setelah Bagong memanggilnya. Stella memang bersahabat dengan Bagong. Tapi, tunggu dulu! Bagong? Dalam film biopik tentang seorang pahlawan bangsa pelopor nasionalisme di Hindia Timur awal abad ke-20? Anda memang tak salah lihat, itu Bagong, sepersis-persisnya yang biasa Anda lihat di pewayangan. Bedanya, Bagong yang ini ke mana-mana membawa tongkat imut berkepala bintang layaknya seorang ibu peri.

Seperti halnya Stella yang sesekali berkeliling menjajakan surat kabar, Bagong juga seorang pembawa kabar. Sebenarnya ia pemain orkes stamboel. Tapi, di zaman yang tak menentu, di mana kerap terjadi kerusuhan, orkesnya jadi terganggu untuk manggung. Di zaman seperti itulah, di Surabaya kota modern pusat kegiatan politik dan perdagangan Hindia Belanda memasuki dekade 1920-an, Tjokroaminoto muncul. Ia digadang-gadang sebagai satrio piningit, raja tanpa mahkota, pembawa harapan baru akan sebuah pemerintahan sendiri yang merdeka.

Stella termasuk yang sangat antusias menyambut kehadiran Tjokro, yang dalam waktu singkat berhasil mendirikan Sarekat Islam --sebagai kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam-nya Samanhudi di Surakarta yang dibekukan pemerintah kolonial-- dan membuka cabang-cabang di seluruh Hindia. "Zaman baru telah lahir, Bagong!" serunya kepada sahabatnya dengan penuh binar pengharapan.

Kekaguman dan besarnya harapan itu membuat Stella berkali-kali mengejar dan mencegat Tjokro hanya untuk bertanya ini dan itu berkaitan dengan perkembangan politik di Hindia. Stella dan Bagong bukan satu-satunya tokoh "fiktif" di film berjudul lengkap 'Guru Bangsa Tjokroaminoto' ini. Masih ada Cindil, seorang pedagang kursi dan tukang kayu, juga Mbok Tun, pembantu di wisma tempat Tjokro dan murid-muridnya mondok. Bila kemunculan Stella dan Bagong senantiasa membawa suasana sedih dan muram, maka sebaliknya dengan Cindil dan Mbok Tun, yang menjadi sumber gelak tawa bagi penonton film ini.

Sama halnya dengan Stella, Cindil juga muncul dan menghilang begitu saja. Suatu kali, bisa saja ia tiba-tiba nongol di arena rapat Sarekat Islam yang tengah berdebat panas. Siapa dia sebenarnya? Siapa pula Stella itu? Bagi yang akrab dengan film-film Garin Nugroho tentunya tak akan merasa asing dengan tokoh-tokoh seperti ini. Sebelumnya, kita juga pernah menyaksikannya dalam 'Soegija'. Kabar baiknya, bila dalam 'Soegija' tokoh-tokoh "fiktif" terjatuh menjadi absurd dan terasa hanya sebagai tempelan, maka dalam 'Tjokroaminoto' dengan lembut mereka begitu menyatu dalam arus utama alur cerita.

Lihat misalnya bagaimana dengan cerdik tokoh Cindil, juga Stella, pertama kali dimunculkan. Begitu pun dengan Bagong yang mengejutkan itu. Tokoh-tokoh "tambahan" ini begitu menggelitik, membingkai drama besar tokoh-tokoh utama, tanpa mengganggu dan justru memberikan konteks mengenai gambaran zamannya. Dalam banyak bagian, kehadiran mereka menjadikan film ini sangat menghibur. Next »

Halaman 12
Next »


All times are GMT +7. The time now is 10:39 PM.