![]() |
Khadafi Yakin Bertahan, Ini Alasannya! http://www.rimanews.com/sites/defaul...175/Kadafi.jpg TRIPOLI, RIMANEWS- Kenapa pemimpin Libia Moamar Khadafi begitu percaya diri dalam menghadapi aksi demonstrasi rakyat yang menuntutnya mundur?. Padahal dia tahu benar, aksi serupa telah berhasil melengserkan koleganya di Tunisia dan Mesir. Tampaknya, Khadafi memang telah merancang sistem kekuasaannya sehingga dia merasa benar-benar aman dari kemungkinan rongrongan kekuasaan seperti di Tunisia dan Mesir. Tidak seperti di dua negara tetangganya itu, di Libia keseimbangan kekuasaan tidak berada di tangan militer konvensional. Namun, dipegang oleh jaringan rumit yang terdiri dari brigade-brigade paramiliter, Komite Revolusi, yang terdiri dari pengikut setia dan dipercaya, para pemimpin suku dan tentara bayaran yang didatangkan dari luar negeri. Militer Libia sendiri hanya merupakan simbol. Militer Libia hanya memiliki pasukan yang terdiri dari 40.000 tentara yang tidak dipersenjatai lengkap dan tidak terlatih dengan baik. Di Libia, militer resmi tidak memiliki pengaruh sama sekali, terutama di lingkungan kekuasaan. Ini memang bagian dari strategi jangka panjang Khadafi untuk menghapus risiko kudeta militer. Ia sadar, ia sendiri naik tahta dari kudeta militer yang dilancarkannya terhadap Raja Idris pada 1969. Dengan sistem perimbangan kekuasaan yang demikian, pembelotan sejumlah elemen militer ke kubu pengunjuk rasa di Kota Benghazi tidak akan mengganggu pikiran Khadafi. Tidak hanya karena Khadafi tidak memerlukan militer resmi itu, badan-badan keamanan yang selalu setia terhadapnya tidak ragu-ragu mempergunakan serangan udara ke barak-barak militer yang terletak di wilayah timur Libia. Jadi, jelaslah kenapa Rezim Khadafi begitu percaya diri dan yakin akan bertahan menghadapi aksi rakyatnya itu. Seperti banyak negara di Timur Tengah, Libia juga memiliki aparat keamanan dalam negeri yang dipersenjatai lengkap. Ini mirip dengan Stasi di Jerman Timur atau Securitate di Romania sebelum tahun 1989, di mana tidak satu orangpun bisa mengkritik rezim yang berkuasa di depan umum karena khawatir dilaporkan ke polisi rahasia yang sangat ditakuti. Beberapa putra Khadafi memegang pos-pos di badan keamanan dalam negeri. Saat ini, tokoh utama dalam badan keamanan it adalah ipar Khadafi, Abdullah Senussi. Abdullah Senussi diduga kuat sebagai tokoh di balik aksi kekerasan dalam menghadapi para pengunjuk rasa seperti yang terjadi di Benghazi dan wilayah timur negara itu. Selama Senusi mengatakan kepada Gaddafi untuk terus bersikap keras, kecil kemungkinan pemimpin itu akan mundur. Libia memiliki sejumlah brigade khusus yang berada di bawah Komite Revolusi, bukan militer. Salah brigade itu diduga dipimpin oleh salah satu putra Khadafi, Hannibal, yang baru-baru ini terlibat perkara dengan polisi Swiss di Jenewa setelah dia dituduh menyiksa pegawai hotel di kota itu. Paramiliter, yang dikenal sebagai Milisi Rakyat, sejauh ini setia pada Khadafi dan lingkaran dalam kekuasaan yang terkenal dengan nama Ahl- al-Khaimah atau Orang dalam Tenda. Dengan sistem seperti itu, Khadafi baru gentar jika paramiliter membelot ke kubu lawan secara massal. Media-media melaporkan bahwa rezim Khadafi semakin sering mempergunakan tentara bayaran dari Afrika yang kebanyakan berasal dari negara-negara Sahel, seperti Chad dan Niger, untuk menekan pengunjuk rasa. Para saksi mata di Libia mengatakan tentara bayaran ini melepas tembakan dari atap gedung ke arah pengunjuk rasa. Khadafi sudah lama menjalin hubungan dekat dengan negara-negara tetangganya sesama Afrika itu. Diperkirakan terdapat 500.000 warga asing asal Afrika di negara itu dari enam juta populasi Libia. Jumlah mereka yang menjadi tentara bayaran diperkirakan tidak banyak, namun kesetiaan mereka sangat tinggi. Juga dilaporkan bahwa dalam beberapa hari ini ada penerbangan tambahan untuk membawa tentara bayaran lebih banyak lagi. Libia, seperti Yaman dan Irak, merupakan satu negara di mana asal suku menjadi penentu kesetiaan. Tetapi di Libia, dalam beberapa tahun terakhir perbedaan suku mulai kabur dan kesukuan tidak lagi penting seperti pada 1969. Khadafi sendiri berasal dari suku Qadhaththa. Selama 41 tahun berkuasa, dia menunjuk anggota suku itu menduduki jabatan-jabatan penting seperti pada badan yang bertanggungjawab atas keamanan dirinya. Seperti Saddam Hussein di Irak dan Presiden Abdullah Saleh di Yaman, Khadafi sangat suka mengadu satu suku dengan suku lain dengan tujuan tidak ada pemimpin suku yang menjadi ancaman terhadap dirinya. Para pengamat Libia pun kini berspekulasi, peringatan putra Khadafi, Saef al Islam, akan kemungkinan terjadinya perang saudara, bisa benar-benar terwujud, jika aksi unjuk rasa tidak segera berakhir. Rezim Khadafi bisa saja mempersenjatai suku-suku yang loyal untuk menghadapi pengunjuk rasa yang mungkin adalah warga dari suku lain. |
All times are GMT +7. The time now is 04:30 AM. |