KALANGAN pengusaha pariwisata di Bali rupanya terketuk untuk melakukan misi kemanusiaan dengan menawarkan hotel murah dengan harga khusus bagi para korban radiasi nuklir Jepang yang akan berlibur ke Pulau Dewata.

�BTB menghimbau dan segera berkoordinasi dengan seluruh pengusaha pariwisata agar mengalokasikan jumlah kamarnya kepada para korban radiasi nuklir di Jepang, bilamana ada di antara mereka yang ingin berlari ke Bali,� ujar Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ngurah Wijaya di Denpasar, Rabu (16/03/2011).

Himbauan itu ditujukan agar komponen pengusaha pariwisata di Bali untuk mengalokasikan kamar hotel dan restorannya bagi korban radiasi nuklir di Jepang.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua BTB Nyoman Suwindjaya, seraya meminta para pemilik hotel bersedia mengalokasikan 5 persen hingga 10 persen untuk misi kemanusiaan bagi warga Jepang yang ingin datang ke Bali akibat dampak radiasi nuklir.

Pihaknya berharap pengusaha hotel, jangan hanya melihat keuntungan dan kerugian, namun lebih pada upaya memperhatikan misi kemanusiaan karena bahaya radiasi yang mengancam warga Jepang.

Menurutnya, alokasi sebesar 5 hingga 10 persen tersebut bukan diberikan secara gratis, namun perlu diberlakukan paket spesial, sedikit lebih murah atau untuk sekadar menutup biaya operasional hotel dan restoran.

Upaya itu, kata dia, dinilai sangat penting mengingat selama ini Jepang selalu menjadi salah satu negara penyumbang wisatawan nomor dua terbesar di Bali setelah Australia.

"Bila ada hotel dan restoran yang memberlakukan hal tersebut, maka tamu-tamu Jepang akan mengingat selalu hotel tempat mereka menginap. Jika para tamu merasa nyaman dan berkesan, maka mereka tentu akan mempromosikan nama hotel tersebut kepada keluarga dan sanak saudaranya di kemudian hari,� kata dia.

Dalam waktu dekat BTB, PHRI Bali akan berkoordinasi dengan Konsulat Jepang guna mengetahui apakah orang-orang asal Jepang yang akan berlibur ke Bali itu merupakan korban radiasi nuklir atau tidak sehingga langkah itu bisa efektif.