TEMPO Interaktif, Beijing - Pemerintah Cina kembali memperingatkan produsen susu agar tak menggunakan metode ilegal mendongkrak kadar protein dalam susu segar. Pemerintah Cina akan memeriksa apakah ada produsen yang coba-coba dengan menambah bahan beracun seperti melamin atau ekstrak kulit sapi.

Kedua aditif ini - melamin dan protein dari ekstrak kulit hewan - akan membuat produk susu encer seperti memiliki kandungan protein normal. Hal ini pernah dilakukan, saat skandal besar susu formula bayi di Cina tercemar melamin sehingga menewaskan enam anak-anak dan lebih dari 300.000 lainnya jatuh sakit pada pada tahun 2008.

Kementerian pertanian mengatakan, pemerintah akan melakukan 6.450 pemeriksaan acak pada susu segar. Ini untuk menegaskan bahwa pemerintah prihatin bahwa produsen susu mungkin masih mencoba untuk menggunakan metode ilegal dan berbahaya untuk meningkatkan kandungan protein susu mereka. Semua tes akan memeriksa adakah kadar melamin dan 30 persennya akan mencari adanya kadar protein dari ekstrak kulit sapi.

Pada bulan Maret 2009, Perusahaan Susu Chenyuan di provinsi Zhejiang Cina ditutup setelah protein dari kulit hewan ditemukan pada produk-produknya, seperti dilansir China Daily.

Peter Leedham, seorang eksekutif pengujian makanan yang berbasis di Cina, mengatakan bahwa protein kulit muncul dalam susu formula setelah skandal susu bermelamin yang mematikan. "Ketika isu melamin pecah dan semua orang mulai mampu mendeteksi melamin dalam susu, produsen mencoba mencari cara lain, untuk melengkapi protein dalam susu, hingga ditemukan cara cerdas menggunakan hidrolisa kulit sapi," kata Leedham. "Karena itu sebenarnya berasal dari protein kulit sapi, hampir mustahil untuk mendeteksi sebagai aditif."

Protein yang diekstrak dari kulit sapi tidak diketahui apakah berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi bahan kimia yang terkandung bisa terbukti lain. Surat kabar China Daily mengatakan, bahan kimia ini bisa berakibat fatal untuk anak-anak dalam dosis tinggi dan menempatkan orang dewasa berisiko osteoporosis.

PA| NUR HARYANTO